psikologi belajar



BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh individu secara sadar untuk mencapai perubahan pada dirinya, perubahan tersebut berupa perubahan tingkah laku, penambahan pengetahuan, dan perubahan-perubahan lainnya yang bersifat positif dan dapat dimanfaatkan oleh individu pelaku belajar.
Belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Hanafiah & Suhana, 2010:20).
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan belajar?
2.      Apa pengertian dari perilaku belajar?
3.      Bagaimana ciri-ciri perilaku belajar?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui makna belajar
2.      Mengetahui  arti dari perilaku belajar
3.      Mengetahui ciri-ciri perilaku belajar








BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Berikut disajikan beberapa pengertian tentang belajar.
1.    Gage dan Berliner (1983: 252) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
2.    Morgan et.al. (1986: 140) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.
3.    Slavin (1994: 152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
4.    Gagne (1977: 3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
5.    Arno F. Wittig  dalam Psychology of Learning: 1981. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu organisme sebagai hasil belajar.
6.    Hintzman, Douglas L. dalam The Psychology of Learning and Memory: 1987. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:
a.     Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku
Perilaku mengacu pada suatu tindakan atau berbagai tindakan. Perilaku yang tampak (overt behavior) seperti berbicara, menulis puisi, mengerjakan matematika dapat memberi pemahaman tentang perubahan perilaku seseorang.
b.    Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman
Pengalaman dalam pengertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Oleh karena itu perubahan perilaku yang disebabkan oleh faktor obat-obatan, adaptasi penginderaan, dan kekuatan mekanik, misalnya, tidak dipandang sebagai perubahan yang disebabkan oleh pengalaman.
c.     Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen
Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang adalah sukar untuk diukur. Perubahan perilaku itu dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Oleh karena itu apabila seseorang mampu memahami proses belajar dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari belajar pada kehidupan nyata, maka ia akan mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Demikian pula jika seseorang memahami prinsip-prinsip belajar, maka akan mampu mengubah perilaku seperti yang diinginkannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa ciri belajar, antara lain
1.    Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
2.    Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
3.    Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
4.    Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
5.    Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Wahyu yang pertama kali di turunkan oleh Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW ialah surat Al-Alaq ayat 1-5yang memberikan Isyarat bahwa islam sangat memperhatikan soal belajar (dalam konteks menunutut ilmu), sehinggga implementasinya menunut ilmu (belajar) itu wajib menurut Islam. Di dalam Al-Quraan juga banyak kita temukan kalimat seperti Ya’qilun, Yatafaqarun,Yubrisirun, Yasma’un, dan sebagainya. Kalimat-kalimat itu mengisyaratkan bahwa Al-Quraan atau Islam nenganjurkan agar kita menggunakan potensi-potensi atau organ0organ psiko-psikis seperti aqal, indra pengelihatan (mata) dan indra pengelihatan (telinga) untuk melakukan kegiatan belajar sebagai alat belajar aqal merupakan potensi kejiwaan manusia berupa sisitem psikis yang kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (Ranah kognitif) selanjutnya, mata dan telinga merupakan Alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual dan verbal.
Alat-alat yang bersifat fisio psikis diatasdalam konteks belajar merupakan subsistem-subsistem yang satu sama lain brhubungan secara fungsional Al-Quraan surat An-Nahal ayat 78:
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«øx© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ  
Artinya:  dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.


Af’idah dalam ayat di atas menurut Qiraisiy Shihab(1992) berarti daya nalar yaitu potensi atau kemamapuan berfikir Logis atau dengan kata lain” Aqal “ berkenaan dengan potensi akal Al-Qura’an surat Az-Zumar ayat 9 :
ô`¨Br& uqèd ìMÏZ»s% uä!$tR#uä È@ø©9$# #YÉ`$y $VJͬ!$s%ur âxøts notÅzFy$# (#qã_ötƒur spuH÷qu ¾ÏmÎn/u 3 ö@è% ö@yd      ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôètƒ tûïÏ%©!$#ur Ÿw tbqßJn=ôètƒ 3 $yJ¯RÎ) ㍩.xtGtƒ (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ               
Artinya: (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Dalam konteks belajar secara umum Qardawi (1989) Mengutip hadist riwayat Ibnu Asyim dan Thabrani menyatakan “Wahai sekalian manusia belajarlah”karena Ilmu pengetahun di dapatkan dengan melalui belajar.
Seperti  di sebutkan di atas, dalam oerspektifislam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim-muslimat dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat.di sisi lain, Allah SWT.melslui rasulnya menganjurkan orang islam belajar hingga ke negri China dan memerintahkan supaya menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Menunjukkan bahwa islam memandang penting belajar.
Dalam islam proses belajar pertama bisa kita lihat pada nabi Adam di mana Allah mengajrakan berbagai nama benda kepadanya.
Teori pengulanagan sebagai salah satu teori belajar telah di nyatakan dengan jelas dalam al-qur’an di mana Allah SWT. menyuruhAdam mengulangi menyebutkan nama-nama benda hala yang sama juga terjadi ketika Allah memerintahkan nabi Muhammad SAW. Membaca secara berulang-ulang Allah menyebutkan kata-kata Iqro’ dan memerintahkan nabi Muhammad mengulanginya.
Dari penegasan Allah SWT. Seperti di sebutkan di atas menunjukkan bahwa untuk memberikan pelajaran kepada manusia,al-qur’an menggunakan antara lain metode Trial and Error (coba-coba, peneladanan dan pengulangan).
Belajar merupakan jendela dunia. Dengan belajar orang bisa mengetahui banyak hal oleh sebab itu islam sangat menekankan masalah belajar. Allah pun bertanya dalam al-qur’an dalam surat Al-Zumar jawaban pertanyaan Allah ini bisa kita temukan dalam surat al-Mujadalah ayat 11.
Dalam persepektif islam, maka belajar bukan hanya sekedar upaya perubahan perilaku. Konsep belajar dalam islam merupakan konsep belajar yang ideal, karena sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Tujuan belajar dalam islam ialah mencari rizki di dunia ini semata, tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak, artinya mencari atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna (Al-Abrasyi 1970).
Belajar merupakan keyterm (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehinga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikolog belajar. Sedemikian penting arti belajar, bagian terbesar riset dan eksperimen psikolog belajar pun di arahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia.
Dalam persepektif psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 1991).
Menurut Hamalik 1992, belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari presepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuas kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. Hilgeard dan Brower, dalam Hamalik 1992(menyatakan bahwa belajar adalah sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktik dan pengalaman.
Barlo 1985 dalam bukunya educational pshicology : the teaching-learning procces dalam syah (1996) menyatakan bahwa belajar a procces a progressif behaviour adaptation ( belajar  merupakan proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif).
Di dalam kamus psikologi di sebutkan bahwa  belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Pengertian-pengertian di atas menunjukkan bahwa belajar terkait erat dengan perubahan tingkah laku. Istilah perubahan dalam pengertian di atas, tidak menunjukkanbahwa semua perubahan dalam arti belajar. Banyak sekali perubahan dalam diri individu tapi bukan karena proses belajar. Misalnya individu yang sedang mabok terjadi perubahan atas dirinya, tetapi perubahan itu bukan karena belajar. Perubahan berarti belajar apabila (dikategorikan sebagai perilaku belajar memiliki ciri-ciri ) sebagai berikut:
1.      Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari
terjadinya perubahan tersebut atau sekurang-kurangnya merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya misalnya menyadari pengetahuannya bertambah. Oleh karena itu, perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar.
2. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung
secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi kehidupan atau bagi proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca.Perubahan ini akan berlangsung terus sampai kecakapan membacanya menjadi cepat dan lancar. Bahkan dapat membaca berbagai bentuk tulisan maupun berbagai tulisan di beragam media.
3. Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila perubahan itu bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usaha belajar dilakukan maka makin baik dan makin banyak perubahan yang diperoleh. Perubahan dalam belajar bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Oleh karena itu, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

4. Perubahan bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen. Misalnya kecakapan seorang anak dalam bermain sepeda setelah belajar tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan
dicapai oleh pelaku belajar dan terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik. Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang ditetapkannya.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara meyeluruh dalam sikap ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.




2.2   Prilaku Belajar
Seperti telah di sebutkan sebelumnya, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untu memperoleh suatu perubahan prilaku baru yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari pengertian diatas tanpak bahwa salah satu ciri dari perbuata belajar adalah tercapainya perubahan prilaku baru. Prilaku belajar yang terjadi pada para peserta didik dapat dikenal baik dalam proses maupun hasilnya, proses belajar dapat terjadi apabila individu merasakan adanya kebutuhan dalam dirinya yang tidak dapat di penuhi dengan cara-cara yang refleks atau kebiasaan, ia tertantang untuk merubah prilaku yang ada agar dapat mencapai tujuan.
Dalam mengubah prilakunya individu melakukan berbagai perbuatan mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks, menurut Robert Gagne (dalam surya 1997) bentuk prilaku dari yang sederhana hingga yang kompleks adalah (1) mengenal tanda isyarat (2) menghubungkan stimulus dengan respons (3) merangkaikan dua respons atau lebih (4) asosiasi verbal, yaitu menghubungkan sebuah lebel kepada suatu stimulus (5) diskriminasi, yaitu menghubungkan sutu respons yang berbeda kepada stimulus yang sama (6) mengenal konsep, yaitu menempatkan beberapa stimulus yang tidak sama dalam kelas yang sama (7) mengenal prinsip, yaitu membuat hubungan antara dua konsep atau lebih (8) pemecahan masalah, yaitu menggunakan prinsip-prinsip untuk merancang suatu respons.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, bentuk-bentuk prilaku diatas yang harus dikenal betul oleh para pengajar disebut metakognisi dan presepsi sosial psikologis. Metakognisi adalah pengetahuan seseorang individu terhadap proses dan hasil belajar yang terjadi dalam dirinya serta hal-hal yang terkait. Agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan yang dimaksud dengan presepsi sosial psikologis adalah sampai seberapa jauh pelajar mempresepsi proses belajar yang berlangsung beserta situasi-situasi yang berpengaruh, agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif.
Hasil belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan prilaku dalam keseluruhan pribadi pelajar, prilaku hasil belajar mencakup aspek-aspek kogitif, afektif dan psikomotor. Prilaku belajar yang efektif disertai proses belajar yang tepat, maka proses pemblajaran di harapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang memiliki karateristik pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif, dan pekerja yang produktif. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang mampu mengenal dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu mengarahkan dirinya dan pada gilirannya dapat mewujudkan dirinya secara optimal.
A.    Ciri-Ciri Khusus Prilaku Belajar
Secara teoritis belajar merupakan perubahan prilaku. Akan tetapi tentu tidak semua perubahan prilaku organisme dapat di anggap sebagau hasil belajar. Perubahan prilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Dengan perkataan lain, setiap prilaku belajar selalu di tandai oleh ciri-ciri perubahn yang spesifik, diantara perubahan khusus yang menjadi karateristik prilaku belajar yang terpenting adalah : (1) perubahan intensional (2) perubahan positif dan aktif (3) perubahan efektif dan fungsional.
1.      Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau prktik yang di lakukan dengan sengaja dan di sadari. Dengan perkataan lain bukan perubahan karena kebetulan. Karateristik ini maknanya adalah bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan ilmu pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya. Perubahan yang di sebabkan mabuk, gila, dan kelelahan tidak termasuk dalam karateristik belajar, karena individu yang bersangkutan tidak menghendaki keberadaannya atau tidak menyadarinya.
Disamping prilaku belajat itu menghendaki perubahan yang di sadari  juga di arahkan pada tercapainya tujuan perubahan tersebut. 
2.      Perubaha positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan bersifat positif maknanya baik, bermanfaat serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni di perolehnya sesuatu yang relatif baru (misalnya pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik dari pa yang telah ada sebelumnya. Perubahan bersifat aktif artinya tidak terjadi denagan sendirinya seperti karna proses kematangan ( misalnya, bayi bisa merangkak setelah bisa duduk) dengan perkataan lain, perubahan tersebut karena usaha siswa itu sendiri.
3.      Perubahan efektif dan fungsional
           Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berdaya guna. Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi orang atau individu yang belajar. Perubahan bersifat fungsional juga bermakna bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat di reduksi dan di manfaatkan, perubahn fungsional dapat di harapkan memberi manfaat yang luas misalnya, ketika siswa menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungankehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
          Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorog timbulnya perubahan-prubahan positif lainnya. Misalnnya, apabila sesorang belajar menulis ia akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, dan ia juga akan memperoleh kecakapan lainnya seperti membuat catatan, mengarang surat  dan lainnya.






BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan mengetahui tentang makna belajar dan perilaku belajar yang berpengaruh dalam proses pendidikan  diharapkan pendidik maupun pelajar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat meningkatkan kualitas belajarnya.













DAFTAR PUSTAKA
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012.Psikologi Pendidikan. Edisi keempat. Semarang:UNNES PRESS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah hipotesis penelitian

pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran

populasi dan sampel