analisis data



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Penelitian merupakan kegiatan yang terencana untuk mencari jawaban yang obyektif atas permasalahan manusia melalui prosedur ilmiah. Untuk itu didalam suatu penelitian dibutuhkan suatu proses analisis data yang berguna untuk menganalisis data-data yang telah terkumpul. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari berbagai catatan di lapangan, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif oleh karena itu, analisis data  merupakan bagian yang amat penting karena dengan analisislah suatu data dapat diberi arti dan makna yang berguna untuk  masalah penelitian. Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya apabila tidak dianalisis terlebih dahulu.
Dalam proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. (Moleong, 2007)
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang analisis data, dalam makalah ini akan membahas pengertian analisis data, jenis-jenis analisis data, teknik-teknik analisis data, Langkah-langkah analisis data dan menginterpretasikan hasil analisis data.

B.       Rumusan Masalah
1.     Apakah pengertian analisis data?
2.      Apa saja jenis-jenis analisis data?
3.      Apa saja teknik-teknik analisis data?
4.      Apa saja langkah-langkah analisis data?
5.      Bagaimana menginterpretasikan hasil analisis data?


C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian analisis data.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis data.
3.      Untuk mengetahui teknik-teknik analisis data.
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah analisis data.
5.      Untuk menginterpretasikan hasil analisis data.


























BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Analisis Data
Menurut Ardhana12 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data merupakan  proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Analisis data dalam penelitian merupakan bagian penting dalam proses penelitian karena dengan analisis inilah data yang ada akan tampak manfaatnya, terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian. Bagi peneliti, analisis data merupakan kegiatan yang cukup berat guna menjawab suatu permasalahan. Pada pelaksanaannya, analisis data dapat menghasilkan dua kemungkinan.
1.                     Analisis dapat mendalam dan tajam dalam mengungkapkan dan merumuskan tujuannya, apabila pelaksanaanya selain ditunjang dengan segala persiapan baik dan lengkap, juga sangat ditentukan oleh daya nalar dalam mencerna data serta mempunyai pengetahuan yang memadai.
2.                     Sebaliknya, analisis dilakukan dengan hasil yang kurang menguntungkan karena kurang mendalam, kurang ditunjang daya nalar, dan pengetahuan yang dimiliki peneliti pun sangat terbatas.
Proses analisis dilakukan setelah melalui proses klasifikasi berupa pengelompokan atau pengumpulan dan pengategorian data ke dalam kelas-kelas yang telah ditentukan. Apabila dijumpai data terlalu banyak dan beragam penafsiran, dapat diperas guna menjawab masalah dan menguji hipotesis. Klasifikasi data sebagai awal mengadakan perubahan dari data  mentah menuju pada pemanfaatan data, merupakan awal dari penafsiran data untuk analisis. Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan temuan data sehingga mudah untuk dibaca. Tahap pertama dalam analisis adalah membagi data atas kelompok kategori-kategori atau bagian-bagian. Dalam membuat kategori, hal-hal berikut perlu dipertimbangkan :
1.      Kategori harus sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian
2.      Kategori harus lengkap, bebas, dan terpisah
3.      Kategori harus berasal dari satu kaidah klasifikasi.
Kategori harus sesuai dengan masalah penelitian sehingga kategori dapat mencapai tujuan penelitian daalam memecahkaan masalah. Dengan demikian, analisis yang dibuat juga harus dapat menguji hipotesis yang dirumuskan. Kategori juga harus lengkap. Berarti, semua subjek atau objek yang diteliti termasuk dalam kategori tersebut.
Banyaknya data yang terkumpul tidak menjamin bahwa hasil penelitiannya akan baik pula. Seballiknya, sedikitnya data terkumpul tidak memastikan bahwa hasil penelitiannya kurang memuaskan. Keadaan ini sangat ditentukan oleh pemanfaatan data yang terkumpul, apakah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya atau tidak, pada dasarnya, analisis adalah kegiatan untuk memanfaatkan data sehinggaa diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis..[1]
B.       Jenis-Jenis Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Data yang belum dianalisis masih merupakan data mentah. Dalam kegiatan penelitian, data mentah akan memberi arti, bila dianalisis dan ditafsirkan.
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu :


1.      Data Kualitatif
                        Data bermuatan kualitatif disebut juga dengan data lunak. Data semacam ini diperoleh melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau penilaian kualitatif. Keberadaan data bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraf yang diperoleh dari wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi partisipatoris, atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan. Untuk memperoleh arti dari data semacam ini melalui interpretasi data, digunakan teknik analisis data kualitatif, seperti yang telah diuraikan pada bab di atas.
2.      Data Kuantitatif
Keberadaan data bermuatan kuantitatif adalah angka-angka (kuantitas), baik diperoleh dari jumlah suatu penggabungan ataupun pengukuran. Data bermuatan kuantitatif yang diperoleh dari jumlah suatu penggabungan selalu menggunakan bilangan cacah. Contoh data seperti ini adalah angka-angka hasil sensus, angka-angka hasil tabulasi terhadap jawaban terhadap angket atau wawancara terstruktur. Adapun data bermuatan kuantitatif hasil pengukuran adalah skor-skor yang diperoleh melalui pengukuran, seperti skor tes prestasi belajar, skor skala motivasi, skor timbangan, dan semacamnya.
            deskreptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain distribusi frekuensi, distribusi persen dan pengukuran tendensi sentral.
C.       Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ada dua, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif berbeda dengan kualitatif.
1.   Teknik Analisis data kuantitatif
Analisis data dalam kuantitatif menggunakan pendekatan statistik.
Dalam teknik analisis data menggunakan statistik, terdapat dua macam
statistik yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan non parametris.

a)                  Statistik Deskriptif
Deskreptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain ada penyajian data melalui tabel distribusi frekuensi, distribusi persen dan pengukuran tendensi sentral.
Tabel distribusi frekuensi yaitu menggambarkan pengaturan data secara teratur didalam suatu tabel. Data diatur secara berurutan sesuai besar kecilnya angka atau digolongkan didalam kelas-kelas yang sesuai dengan tingkatan dan jumlah yang sesuai didalam kelas.
Contoh tabel distribusi frekuensi: Apakah Saudara pernah belanja di Supermarket?
Jawaban
Frekuensi
Pernah
110
Tidak Pernah
90
Jumlah
200
Artinya : ada sebanyak 100 individuyang memilih ”pernah” bebelanja di supermarket dan 90 yang memilih ”tidak pernah” berbelanja di supermarket.

Distribusi persen Adalah pengaturan data yang dihitung dalam bentuk persen. Cara memperoleh frekuensi relatif ialah :
            Frekuensi masing-masing individu  x 100%
 jumlah frekuensi

Umur
Frekuensi
Presentase
< 25
121
37%
26-30
59
18%
31-40
83
25%
>40
66
20%
Jumlah
329
100%

Artinya : ada sebanyak 37% responden berusia <25 tahun, 18% berusia antara 26-30 tahun dan seterusnya.

Cara lain menggambarkan statistik deskriptif ialah dengan menggunakan tendensi sentral. Contoh bilangan tendensi sentral ialah mean(rata-rata), median dan mode. Tendensi sentral berguna untuk menggambarakan bilangan yang dapat mewakili suatu kelompok bilangan tertentu.
b)                  Statistik inferensial
            Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif  atau statistik probabolitas ) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenarannya (kepercayaan) dan yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi.
a.                   Statistik Parametris dan Nonparametris
            Pada statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam ststistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik (data yang diperoleh dari sampel). Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
Penggunaan statistik parametris dan nonoparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Dalam tabel terlihat bahwa statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, dan nonparametris digunakan untuk data nominal dan ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik, ada dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu macam data dan bentuk hipotesis yang diajukan.[2]
v    Teknik Analisis statistik parametrik
            Teknik analisis statis meliputi korelasi pearson (Pearson Product Moment Correlation), korelasi spearman, dan uji T.
1.      Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation)
Kegunaan : menentukan hubungan antara dua variable yang berskala interval (skala yang menggunakan angka sebenarnya), korelasi ini termasuk kedalam uji statistik parametrik. Besarnya korelasi 0-1. korelasi dapat berupa positif yang artinya searah jika variabel besar maka variabel kedua juga besar pula. Korelasi negatif (berlawanan arahj ika variabel pertama besar maka variabel kedua kecil). Patokan hasil perhitungan korelasi sbbg :
< 0,20                   : hubungan dapat dianggap tidak ada
< 0,20-0,40           : hubungan ada tetapi rendah
< 0,40-0,70           : hubungan cukup
> 0,70-0,90           : hubungan tinggi
> 0,90-1,00           : hubungan sangat tinggi
2.     Uji T
Kegunaan : Uji T digunakan untuk membandingkan rata-rata dua populasi dengan data yang berskala interval.
Contoh kasus :
Peneliti ingin membandingkan dua kelompok pekerja. Kelompok A merupakan pekerja yang berpengalaman sedangkan kelompok B belum berpengalaman, jumlah masing-masing kelompok 10 orang.
Hipotesis :
Hipotesis penelitian : ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok pekerja.
Hipotesis operasional :
a.       H0 : tidak ada perdedaan  rata-rata antara kedua kelompok pekerja tersebut.
b.      Ha : ada perbedaan rata-rata antara kedua kelopok pekerja tersebut.
v  Teknik analisis statistik non parametrik
·         Korelasi Spearman (Spearman Rank Order Correlation)
Kegunaan : korelasi spearman berfungsi untuk menentukan besarnya hubungan dua variable (gejala) yang berskala ordinal atau tata jenjang. Biasanya data yang dianalisis adalah angka yang berjenjang misalnya 1, 2, 3, 4, 5. Angka tersebut hanya simbol saja. Oleh karena itu, korelasi ini termasuk uji statistik non parametrik.
Contoh :
Perusahaan iklan ingin mengetahui jenis iklan apa yang paling disukai yang ditayangkan di televisi dan radio dan apakah ada korelasi atau hubungan antara iklan di televisi dan di radio.
Rumus :
·         Chi Square
Kegunaan : untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variable bebas dengan variable tergantung,
Syarat untuk menggunakan chi square maka data harus berskala nominal.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan baju wanita ingin melakukan penelitian mengenai hubungan antara kontras suara dan keputusan membeli baju. Kita akan mencari apakah ada hubungan atau tidak antara variabel kontras warna dengan keputusan membeli baju.[3]
2.        Teknik Analisis data kualitatif
Teknik analisis data kualitatif dilakukan dari sebelum penelitian, selama penelitian, dan sesudah penelitian.

a.    Teknik analisis sebelum di lapangan
   Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan berkembang setelah memasuki dan selama di lapangan.
b.    Teknik analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman
        Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga datanya sudah jenuh.
Analisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :
1)   Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola dan temanya.
Misal pada bidang pendidikan, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai tempat penelitian, maka dalam meraduksi data peneliti akan memfokuskan pada murid yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkatagorikan pada aspek gaya belajar, perilaku social, interalsi dengan keluarga dan lingkungan.
2)   Data Display (penyajian data)
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dsb. Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yangterjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.
3)   Conclusion Drawing / Verification
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti ada di lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnya belum jelas menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal / interaktif dan hipotesis / teori.
D.        Langkah-Langkah Analisis Data
Secara garis besar, analisis data meliputi 3 langkah, yaitu :
1.    Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
a.      Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.
b.     Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembarann instrument barangkali ada yang terlepas ataupun sobek)
c.      Mengecek macam isian data. Jika didalam instrument termuat atau beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item perlu didrop.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih data sedemikian rupa sehingga data yang terpakai saja yang ditinggal. Langkah persiapan ini dimaksudkan untuk merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.

2.   Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variabel-variabel yang diteliti.
G.E.R. Burroughas mengemukakan  klasifikasi analisis data sebagai berikut :
a.      Tabulasi data (the tabulation of the data).
b.     Penyimpulan data (the summarizing of the data).
c.      Analisis data untuk tujuan testing hipotesis.
d.     Analisis data untuk tujuan data penarikan kesimpulan.
Termasuk kedalam kegiatan tabulasi ini antara lain :
v  Memberikan  skor (scoring)terhadap item-item yang perlu diberi skor.
Misalnya : tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dsb.
v  Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
Misalnya :
1.     Jenis kelamin:
Ø  laki-laki diberi kode 1
Ø  Perempuan diberi kode 0
2.    Tingkat pendidikan:
Ø  Sekolah Dasar diberi kode 1
Ø  Sekolah Menengah Pertama diberi kode 2
Ø  Sekolah Menengah Atas diberi kode 3
Ø  Perguruan Tinggi diberi kode 4
v  Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi kode atas :
1)    Mengikuti lebih dari 10 kali, diberi kode 1
2)    Mengikuti antara 1 s.d. 9 kali, diberi kode 2
3)    Tidak pernah mengikuti penataran diberi kode 0

Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan yaitu, Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengelolaan data jika akan menggunakan computer. Dalam hal ini pengolahan data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet (coding form), dalam kolom beberapa baris ke berapa. Apabila akan dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap variabel pada kartu kolom (punc cord).  Contoh pedoman pengkodean untuk penelitian tentang buku catatan murid adalah sebagai berikut :
X1. Kepandaian Murid
Pandai 1.= nilai rata-rata (kolom 02)
Pandai 2.= nilai bahasa Indonesia (kolom 03)
Pandai 3.= frekuensi tidak naik kelas
X2. Latar belakang orang tua                                                    
Pendidikan orng tua = pendidikan orang tua (kolom 06 + 07)
Pekerjaan orang tua = pekerjaan orang tua (kolom 07 +08)
Dukungan = pemberian buku dengan segera (kolom 09)
X3. Kepedulian guru terhadap catatan
X4. Kepedulian  orang tua trhadap catatan

3.      Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
Maksud rumusan yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Untuk mempermudah cara mengikuti uraian pengolahan data, akan disajikan dengan sistematika yang te;lah disajikan dengan sistematika yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, mengenai jenis-jenis permasalahan.Sebagai tambahan penjelasan, yang dimaksud dengan cara yang dterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis data yakni diskrit, ordinal, interval, dan ratio.
Bagi peneliti yang menyukai statistik, bab ini menyajikan barbagai rumus yang dapat digunakan untuk mengolah data. Apabila peneliti berkeinginan untuk menggunalan jasa computer, dan tinggalmenunggu hasilnya. namun meskipun eneliti harus tetap mencermati rumus-rumus yang disajikan, sehunga apabila akan maju tidak ragu-ragu.
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif, atau eksperimen diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan ,baik secara menual maupun menggunakan jasa computer. Apapun jenis penelitianya, riset deskriptif yang bersifat eksploratif caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasikan data dan mengambil kesimpulan. Apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif (angka-angka) dan kualitatif (kata-kata atau simbol).

E.     Menginterpretasikan Hasil Analisis Data
Penafsiran atau interpretasi tidak lain dari pencarian pengertian yang lebih luas tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis, sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek tertentu dari analisis, dan bukan merupakan bagian dari analisis.
Berikut ini beberapa pengertian penafsiran data, menurut Moh. Nazir (2005) :
1)      Penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan.
Data yang telah buat dalam bentuk tabel, misalnya, perlu diberikan penjelasan yang terperinci dengan cara :
v untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam pengertian menghubungkan hasil suatu penelitan dengan penemuan penelitian lainnya.
v untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menerangkan atau menjelaskan.
Misalnya, suatu penelitian tentang efektivitas beberapa jenis pupuk di suatu lapangan percobaan telah dilakukan di Aceh. Penafsiran diberikan terhaddap data percobaan tersebut dengan cara membandingkannya dengan performancedari jenis pupuk di tempat lain. Bagaimana pengaruh pupuk tersebut jika perlakuan diadakan di dataran tinggi di luar Aceh? Bagaimana penemuan tentang pupuk tersebut di daerah tropis lainnya? Mengapa berbeda dengan hasil penelitian di Filipina misalnya, dengan penelitian di Jawa Timur dan sebagainya.
2)      Penafsiran dapat menghubungkan suatu penemuan studi exsploratif menjadi suatu hipotesis untuk suatu percobaan yang lebih teliti lainnya.
Misalnya, seorang peneliti sesang mempelajari sikap dari para transmigran yang berasal dari Jawa Timur, Bali terhadap penduduk setempat di Aceh, maka dari data penelitian di Aceh perlu dibuat penafsiran untuk menyajikan kesinambungan penemuan tentang pengaruh pergaulan pribadi antara anggota transmigran dari kelompok sosial yang berbeda tersebut di daerah lain, misalnya di Sulawesi dengan penemuan di Aceh.
3)      Penafsiran berkehendak untuk membangun suatu konsep yang bersifat menjelaskan (exsplanatory concept)
Misalnya, dalam penelitian mengenai transmigran di Aceh seperti tersebut di atas, peneliti ingin mengadakan deduksi tentang proses dimana hubungan pribadi mempengaruhi sikap transmigran di Aceh. Data memperlihatkan bahwa para transmigran yang berintegrasi lebih erat dengan orang-orang Aceh memperlihatkan sikap yang lebih baik, atau memperlihatkan sikap yang besar. Peneliti harus membuat penafsiran dari hubungan di atas dengan mengadakan deduksi terhadap proses yang menyebabkan terjadinya hubungan pribadi telah mempengaruhi sikap transmigran. Jika analisis, misalnya memperlihatkan bahwa perbedaan sikap terhadap para tranmigran yang telah lebih dahulu mempunyai pengalaman dengan orang Aceh atau yang pernah membaca buku-buku tentang Aceh peneliti dapat menafsirkan bahwa pergaulan mengubah sikap dengan menghilangkan atau menghapuskan stereotipe.
Untuk itu, penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian karena kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data.

Stringer (dalam Sukmadinata, 2009) mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan hasil analisis data kualitatif.
1)         Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis mungkin masih miskin dengan makna, dengan pengajuan beberapa pertanyaan hasil tesebut bisa dilihat maknanya. Pertanyaan dapat berkenaan dengan hubungan atau perbedaan antara hasil analisis, penyebab, aplikasi dan implikasi dari hasil analisis.
2)        Hubungan temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat erat kaitanya dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa dihubungkan engan pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukup kaya.
3)        Minta nasihat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yang seprofesi dan memiliki pandangan yang kritis.
4)         Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur. Factor eksternal yang mempunyai kekuatan dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalau mungkin ahli adalah literature. Apakah makna dari temuan penelitian menurut pandangan para ahli, para peneliti dalam berbagai literature.
5)         Kembalikan pada teori. Cara lain utuk menginterpretasikan hasil dari analisis data adalah hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Analisis data merupakan  proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu : data bermuatan kualitatif dan data bermuatan kuantitatif
Teknik analisis data ada dua, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif yaitu teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan statistik, meliputi statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan non parametris. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dari sebelum penelitian, selama penelitian, dan sesudah penelitian yang meliputi analisis sebelum di lapangan, teknik analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman dan teknik analisis data menurut Spradley.
Secara garis besar, analisis data meliputi 3 langkah, yaitu : Persiapan, tabulasi, penerapan data sesuai demgam pendekatan penelitian. Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian karena kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data.











Daftar pustaka

Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan ”pendekatan kuantitatif dan kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2012)
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: pustaka setia, 2011)
                      
Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Angkasa, 1992)

Arikunto, Suhaisimi, Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

Moleong, Lexy J,Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Rosda, 2007)

Nazir, Moh. Metode Penelitian. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005)

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006)

Suprayogo, Imam. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Rosda

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda










[1] Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (bandung: pustaka setia, 2011), h. 189-193
[2] Sugiyono, metode penelitian pendidikan “pendekatan kuntitatif dan kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 207-209
[3] Ali, mohammad, srtategi penelitian pendidikan. (Bandung: Angkasa, 1992), h. 102-104

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah hipotesis penelitian

pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran

populasi dan sampel