populasi dan sampel
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu bagian dalam desain penelitian
adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dewasa ini, kegiatan
penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan
sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga
yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan sampel dari
suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel Sukmadinata, Penelitian yang
memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian,
dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek yang diteliti sifatnya mudah
rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara
fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu
dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel
sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan
penelitian dengan pendekatan kualitatif, Di sini sampel harus benar-benar bisa
mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang
diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah
yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu
sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan
populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel
sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan
berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi
diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik
populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa
banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan
dilibatkan dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan kedua masalah sebagaimana
dikemukakan di atas, maka makalah ini bermaksud mengkaji masalah populasi,
sampel (sampling), responden, subyek penelitian, sumber data, dan
informan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari Populasi, Sampel, Subyek Penelitian, Responden, Sumber Data,
dan Informan?
2.
Apa
saja Alasan digunakannya Populasi dan Sampel?
3.
Apa
Jenis-Jenis dari Sumber Data?
C.
Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui Pengertian Dari Populasi, Sampel, Subyek Penelitian, Responden,
Sumber Data, Dan Informan
2.
Untuk
Mengetahui Alasan Digunakannya Populasi Dan Sampel
3.
Untuk
Mengetahui Hjenis-Jenis Dari Sumber Data
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Populasi
Populasi atau population
menurut bahasa sama dengan penduduk atau orang banyak, bersifat umum
(universe). Dalam penelitian populasi adalah keseluruhan objek penelitian,
berupa manusia, gejala, benda, pola sikap, tingkah laku, dan sebagainya yang
menjadi objek penelitian (Sapri imam asyari, 1983: 69). Populasi adalah
himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti.[1]
Pengertian
Populasi menurut para Ahli
1.
Margono
(2004)
Populasi merupakan seluruh
data yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup & waktu
yang telah ditentukan. Populasi berkaitan dengan data-data. Jika setiap manusia
memberikan suatu data, maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama dengan
banyaknya manusia.
2.
Suharsimi
Arikunto
Populasi diartikan sebagai
keseluruhan dari subjek atau objek penelitian. Jika seorang peneliti ingin
meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitiannya, maka
penelitiannya itu merupakan penelitian populasi.
3.
Sugiyono
(2008)
Populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek yang memiliki karakter
& kualitas tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari
yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan.
4.
Hadari
Nawawi (1983)
Menurutnya populasi ialah
keseluruhan dari objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan, benda-benda,
tumbuh-tumbuhan, peristiwa, gejala-gejala, ataupun nilai tes sebagai
sumber data yang mempunyai karaktersitik tertentu dalam suatu penelitian yang
dilakukan.
5.
Nazir
(2005)
Mengemukakan bahwa populasi ialah
sekumpulan individu-individu dengan kualitas dan karakter yang sudah ditetapkan
oleh peneliti. Ciri atau kualitas itu yang dinamakan sebagai variabel. Ia
membagi populasi menjadi dua yakni populasi finit dan infinit.
6.
Furchan (2004)
Menjelaskan bahwa populasi ialah
objek, seluruh anggota kelompok orang, atau kejadian yang telah dirumuskan oleh
peneliti secara jelas.
7.
Ismiyanto
Mengemukakan populasi ssebagai
keseluruhan subjek ataupun totalitas subjek penelitian baik itu berupa orang,
benda, ataupun suatu hal yang di dalamnya bisa diperoleh data informasi dalam
penelitian.
Dalam buku S
Margono (1997). Berkaitan dengan batasan populasi dapat dibedakan atas dua hal
berikut ini.
a.
Populasi terbatas atau populasi terhingga,
yaitu populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena
memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada
awal tahun 1985 dengan karakteristik masa kerja 2 tahun, lulusan program strata
1 dan lain-lain.
b.
Populasi tak terbatas atau populasi tak
terhingga, yaitu populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya,
sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif.
Misalnya guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus dihitung sejak guru
pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu
jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek
secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang,
dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru, populasi seperti ini disebut juga
parameter.[2]
Disamping itu
persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam 2 sifat
berikut ini.
1)
Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi
yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama. Misalnya,
seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup
mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes
dan sebotol darah, hasilnya akan sama saja.
2)
Populasi yang bersifat heterogen, yaitu
populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaaan yang bervariasi,
sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya. Meskipun banyak populasi yang anggotanya terbatas jumlahnya seperti jumlah
mobil di Jakarta, jumlah mahasiswa Universitas Indonesia dimana keduanya
sebenarnya dapat dihitung namun karena hal itu sulit dilakukan maka dianggap tidak terbatas. Metode
penarikan/pengambil data dengan jelas mewakili/melibatkan seluruh anggota
populasi disebut sensus.
Seorang
peneliti meskipun mengetahui bahwa metode sensus ini akan banyak memerlukan
pemikiran, memakan waktu yang lama serta relatif mahal, namum tetap melakukan
sensus, hal ini disebabkan oleh karena:
(a) Untuk
ketelitian
Suatu penelitian sering meminta ketelitian dan
kecermatan yang tinggi, sehingga memerlukan data-data yang besar jumlahnya.
Apabila unsur ketelitian dan kecermatan ini harus diprioritaskan maka harus
digunakan metode sensus.
(b)
Sumber bersifat heterogen
Apabila menghadapi sumber informasi yang
bersifat heterogen dimana sifat dan karakteristik masing-masing sumber sulit
untuk dibedakan maka lebih baik digunakan metode sensus.[3]
B.
Sampel
1.
Pengertian Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki keadaan
tertentu yang akan diteliti. atau sampel dapat didefinisikan sebagaian anggota
populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan
mewakili populasi.[4]
Alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel
a. Ukuran
populasi
Dalam hal
populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya
bersifat konseptual. Karena itu sama
sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga
dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis
untuk mengumpulkan data dari populasi 50
juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah
biaya
Besar-kecilnya
biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin
besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih–lebih bila
objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah
satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah
waktu
Penelitian
sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit dari pada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan
kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini,
lebih cepat
.
d. Percobaan
yang sifatnya merusak
Banyak
penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak
mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian
harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah
ketelitian
Adalah salah
satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal
ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah
ekonomis
Pertanyaan
yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah
dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain
penelitian sampel pada dasarnya akan
lebih ekonomis dari pada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161);( Hadari
Nawawi,1923: 146-148).[5]
2. Tehnik Sampeling
Teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
a.
Probability Sampling
Probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
1)
Simple random sampling
Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
2)
Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan
bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
3)
Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan
untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.
4)
Cluster sampling
Teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas.
b.
Nonprobability Sampling
Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik sampel ini meliputi:
1)
Sampling sistematis
Sampling sistematis
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut.
2)
Sampling kuota
Sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3)
Sampling incidental
Yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
insidental bertemu dengan peenliti dapat digunakan sebagai sampel.
4)
Sampling purposive
Yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
5)
Sampling jenuh
Yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunkan sebagai sampel.
6)
Snowball sampling
Yaitu teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.[6]
C.
Pengertian Responden
Responden dalam
kamus bahasa Indonesia adalah yang dituntut; juru jawab; perhatian jadi
responden penelitian dapat di defenisikan yaitu Responden penelitian adalah
seseorang (karena lazimnya berupa orang) yang diminta untuk memberikan respon
(jawaban) terhadap pertanyaan-pertanyaan (langsung atau tidak langsung, lisan
atau tertulis ataupun berupa perbuatan) yang diajukan oleh peneliti. Dalam hal
penelitian dilakukan dengan menggunakan tes, maka “responden” penelitian ini
menjadi “testee” (yang dites). Responden penelitian bisa subjek penelitian,
bisa orang lain.
Responden dari
asal kata respon atau penanggap yaitu orang yang menanggapi. Dalam penelitian
responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta
atau Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika
mengisi angket, atau lisan, ketika menjawab wawancara.[7]
Contoh responden penelitian : kepala
laboratorium, laboran, guru IPA, siswa SMA. Contoh lain misalnya permasalahan
penelitian sebagai berikut “Relevansi Antara Isi Buku paket GBPP”[8]
D.
Pengertian Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara
tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
penelitian.[9]
Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata
lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau
terkandung objek penelitian. Dalam bukunya Suharsimi Arikunto (Manajemen
Penelitian) Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara
tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
peneliti.
E.
Pengertian Sumber Data
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah
ketersediaan sumber data. Betapapun menariknya sebuah masalah penelitian apabila sumber datanya tidak tersedia dan
sulit dijangkau, niscaya masalah tersebut tidak dapat diteliti.[10]
Sumber data adalah subyek tempat asal data dapat diperoleh, dapat
berupa bahan pustaka atau orang (informan atau responden). (Cik Hasan
Distri,1999:59). Adapun unit analisis adalah satuan tertentu yang
diperhitungkan dan ditentukan oleh peneliti dari subjek penelitian. Adapun
objek penelitian atau variable penelitian adalah masalah pokok yang dijadikan
fokus penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Untuk
memperjelas istilah-istilah tersebut, perhatikan contoh berikut ini.
Dalam penelitian bidang pendidikan, seorang peneliti ingin
mengetahuai metode mengajar yang digunakan oleh guru-guru SMA. Berdasarkan
contoh ini, objek atau variable penelitian adalah metode mengajar yang
digunakan guru, subjek penelitian adalah guru, dan sumber data yang dipandang
sebagai sasaran pengumpulan datanya adalah guru atau kepala sekolah yang
mengetahuai jenis metode mengajar adalah guru. Dalam menganalisis data, banyak
satuan yang menunjukan banyaknya subjek penelitian. Inilah yang dimaksud dengan
unit analisis apabila penelitian mengambil guru sebagai analisis, misalnya 4
buah SMA yang masing-masing mempunyai guru 6 orang, peneliti tersebut sudah
memiliki subjek penelitian. Akan tetapi, jika unit analisisnya sekolah berarti
ia baru memiliki 4 subjek (Suharsini Arikunto, 1999: 133-134).
Secara umum penentuan sumber data didasarkan atas jenis data yang
telah ditentukan sumber data dapat digolongkan menjadi dua:
1.
Sumber
data primer, adalah sumber data pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dari
objek penelitian. sumber ini dapat disebut juga dengan first hand sources of
information atau sumber informasi tangan pertama.
2.
Sumber
data skunder adalah informasi yang diperoleh bukan dari sumber pertama atau
sumber informasi yang tidak secara langsung di peroleh dari orang atau lembaga
yang mempunyai wewengan atau tanggung
jawab terhadap informasi yang ada padanya. Yaitu sumber data tambahan yang menurut
peneliti sebagai penunjang data pokok.
Jenis-Jenis sumber data di dalam bukunya imam suprayago dapat
diklasifikasi sebagai berikut:
a.
Narasumber
(informan)
Dalam
penelitian kuantitatif, sumber data ini disebut “responden”, yaitu orang atau
sejumlah orang yang memberikan “respond” atau tanggapan terhadap apa yang
diminta atau ditentukan oleh peneliti. Sedangkan dalam penelitian kualitatif
posisi narasumber sangat penting, bukan sekedar memberi respons, melainkan juga
sebagai pemilik informasi. Karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan
informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subjek yang
diteliti, karena ia bukan saja sebagai sumber data, melainkan juga aktor atau
pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan
informasi yang diberikan.
Sebagai sumber data, manusia
memiliki beragam kedudukan dan peran yang beragam. Karena itu, peneliti harus
menempatkan sebagai aktor yang mereka perankan. Beragamnya kedudukan dan peran
narasumber, berakibat pada akses informasi yang diperoleh peneliti. Karena itu,
peneliti harus mengenal secara lebih mendalam informannya, dan memiiki informan
yang benar-benar bisa diharapkan memberikan informasi yang dibutuhkan. Sebagai ilustrasi, informan bisa berupa
pelaku, pengamat, pengelola dan perencana, atau sekadar penerima atau orang
yang mengetahui informasi subjek lain yang diperlukan peneliti. Kesalahan dalam
memilih informan bisa berakibat informan atau data tidak lengkap bahkan
mengalami bias.
b.
Peristiwa
atau aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan
terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Dari peristiwa atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui proses
bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara
langsung.dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat
melakukan cross check terhadap
informasi verbal yang diberikan oleh subjek yang diteliti.
c.
Tempat
atau lokasi
Tempat atau lokasi atau yang berkaitan dengan sasaran atau
permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi
mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali
lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dari
pemahaman lokasi dan lingkungannya, peneliti bisa secara cermat mencoba
mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan. Misalnya, penelitian
tentang keterkaitan agama dengan etos kerja komunitas petani, sebagian
informasinya dapat digali dari pengamatan secara cermat mengenai kualitas
tanaman petani dan kondisi ekonomi rumah tanggannya.
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen
tertulis seperti arsip data base surat-surat rekaman gambar benda-benda
peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa. Banyak peristiwa yang telah
lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar dokumen atau arsip.
Misalnya, data tentang dinamika sebuah organiasi keagamaan atau organisasi
sekolah termasuk prestasi yang pernah diperoleh dapat digali lewat arsip, tanda
penghargaan rekaman media massa, dan dokumen-dokumen lainnya.
Suharsimi Arikunto (1999: 114-115) mengidentifikasi sumber data
penelitian dengan mengklasifikasinya dalam tiga huruf (p)
1)
Person,
sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara
atau jawaban tertulis melalui angket.
2)
Place,
yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.
Diam, misalnnya ruangan,kelengkapan alat, alat, wujud benda, warna dan
lain-lain. Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme
nyanyiaan, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar mengajar dan
sebagainya. Keduanya penggunaan metode observasi.[11]
3)
Paper,
yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar atau
symbol-simbol lain. Dengan pengertian ini paper tidak hanya terbatas pada
kertas sebagaiman terjemahan dari kata paper dalam bahasa inggris, tapi dapat
berwujud batu, kayu tulang, dan lain sebagaianya. Yang cocok untuk penggunaan
metode dokumentasi.
F.
Pengertian Informan
Informan adalah
yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informasi dapat dikatakan
sama dengan responden, apabila pemberian keterangannya karena dipancing oleh
pihak peneliti. Istilah informan ini banyak digunakan dalam penelitian
kualitatif.[12]
Informasi
adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan.
Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Informasi bisa di katakan sebagai
pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.[13]
Dalam beberapa
hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah
dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen,
ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi. Informasi yang berupa
koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi statistik. Dalam bidang
ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau
ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai
pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi,
Populasi
adalah: keseluruhan objek penelitian, berupa
manusia, gejala, benda, pola sikap, tingkah laku, dan sebagainya yang menjadi
objek penelitian.
Sampel adalah: bagian dari
populasi yang memiliki keadaan tertentu yang akan diteliti.
Responden adalah: orang
yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau Keterangan tersebut
dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau
lisan, ketika menjawab wawancara
Subyek Penelitian adalah: Sesuatu,
baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya
(“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah
sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.
Sumber Data adalah: Subyek
tempat asal data dapat diperoleh, dapat berupa bahan pustaka atau orang
(informan atau responden).
Informan adalah: Yang
memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informasi dapat dikatakan sama
dengan responden.
B.
Saran
Alhamdulillahhi robbil ‘alamin makalah ini bisa kami
selesaikan walaupun masih terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan dalam
pembuatan makalah ini, oleh karena itu kami mohon saran dan kritikannya dari
teman-teman terutama dari ibu dosen. Dan kami harap makalah ini bermanfaat buat kita
sumua. Aaamiiin
DAFTAR PUSTAKA
Imam
suprayago & Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2003)
Mahmud,
Metode Penilitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011)
Nurul
Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori Aplikasi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009)
Nanang Martono, Metode Penelitian
Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Skunder, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2010)
S.
Margon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010)
Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT.
2006 Rineka Cipta,)
http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi
http://subliyanto.blogspot.com/2015/10/subyek-penelitian-dan-responden.html
[1] Mahmud,
Metode Penilitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 154
[2] Nurul
Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori Aplikasi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), h. 116
[3] S.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), h.120
[4] Nanang Martono,
Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Skunder,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010), h. 66
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung : Alfabeta, 2010), hlm: 117
[7] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT.
2006 Rineka Cipta,), h.145
[9] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian…h.145
[10] Imam suprayago
& Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h.163
[11]Mahmud,
Metode Penilitian…h. 151-153
[12] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian…h.145
[13] http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi
Komentar
Posting Komentar