instrumen pengumpulan data



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam suatu penelitian  Ilmiyah , agar data yang kita kumpulkan menjadi valid maka  kita harus mengetahui  bagaiman cara-cara pebgumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita  peroleh  dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesis-hipotesi tertentu.
Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat   evalusi karena dengan mngevaluasi kita akan memperoleh data  tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu , menyusun  instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian yang tak dapat di pisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang dibuat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian instrumen pengumpulan data itu ?
2.      Apa sajakah Jenis Instrumen  pengumpulan data ?
3.      Bagaiman cara menyusun instrumen pengumpulan data?
C.    Tujuan
1.      Agar kita  dapat mengetahui pengertian tentang instrumen pengumpulan data
2.      Agar kita dapat mengetahui  jenis–jenis instrumen pengumpulan data
3.      Dan mengetahui bagaiman cara menyusun instrumen pengumpulan data.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen Pengumpulan Data
Dalam hal ini terdapat banyak para ahli yang mendifinisikan Instrumen pengumpulan data antara lain :
Menurut suharsimi Arikunto mendifinisikan bahwa instrumen   pengumpulan data adalah alat bantu  yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya [1] yang disebut sistem , menurut Prajudio Atmosudirdjo adalah seperangkat komponen yang terdiri dari dua atau lebih yang saling berhubungan dan saling ketergantungan  satu sama lain  untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar  Instrumen pengumpulan data adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan imformasi kuantitatif tentang variabel yang karaktristik dan objektif [2]
Dari uraian beberapa pakar di atas , dapat kita mengambil suatu kesimpulan bahwa instrumen pengumpulan data  adalah alat bantu yang di gunakan dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah  secra kuantitatif dan disusun secara sistematis
B . Jenis Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang dipergunakan dalam upaya pengumpulan data suatu penelitian itu harus memperhatikan validitas dan reabilitas , karena sesungguhnya data yang baik adalah data yang valid dan reliable.
Menurut Sukidin ,dkk berpendapat bahwa Instrumen Valid adalah instrumen yang mampu mengukur apa yang seharusnya diukur misalnya bahwa penggaris adalah alat yang valid untuk mengukur panjang.  Sedangkan instrumen reliable adalah instrumen yang konsisten (tepat/akurat) dalam mengukur yang seharusnya diukur.[3]
Menurut sutrisno Hadi , bahwa yang menjadi instrumen yang valid itu memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) pengukuran dengan alat pengukur yang lain sebagai prediktor, (2) adanya standisasi group tertentu untuk mengadakan observasi sebagai sebuah kriterium, (3) diselidiki ada atau tidaknya kecocokan antara hasil prediktor dengan hasil kreterium.
Menurut frop. Dr. Punaji Setyosari berpendapat bahwa validitas terbagi menjadi 2 yaitu:
1.      Validitas logis,yakni di peroleh dengan usaha yang Sangat hati-hati sehingga secara logika instrumen itu di capai menurut validitas yang di kehendaki
2.      Validitas empiris, yaitu validitas yang di peroleh berdasarkan pengalaman.[4]
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di katakan bahwa di dalam penyusunan istrumrn pengumpulan data suatu penelitian, data yang di hasilkan nanti harus mempunyai kebenaran yang dapat di ukur serta mempunyai konsistensi kebenaran terhadap suatu objek sehingga adanya relepansi antara hipotesa dan kenyataan yang di peroleh melalui pengalaman secara optimal yang dengannya kesahihan penelitian dapat di terima secara logis oleh akal.
Berbicara tentang jenis-jenis instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang setatus sesuatu dibandingkan  dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi adalah juga mengadakan pengukuran. Mendasarkan pada pengertian ini , maka apabila kita menyebut metode dan alat atau instrumen pengumpulan data , maka sama saja dengan  menyebut alat evaluasi, atau setidak-tidaknya hampir seluruhnya sama.
Jenis instrumen pengumpulan data di sebut juga alat evaluasi. Menurut Mulyasa, secara garis besar terbagai menjadi 2 macam yaitu:
1.    Tes.
2.    Non tes ( bukan tes)
Dalam penjelasan berikut ini , langsung akan disebutkan satu persatu setiap jenis metode sekaligus diterangkan mengenai instrumen untuk setiap pembicaran metode yang bersangkutan. Oleh karena luasnya masalah non-tes , maka akan dibicarakan sesudah tes selesai dengan langsung menyebutkan metodenya.
1.       Tes
 Tes merupakan serentetan pertanyaan, lembar kerja atau sejenisnya yang dapat di pergunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, bakat, dan keampuan dari subjek penelitian baik secara individu atau kelompok. Lembaran instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri dari butir-butir soal,  baik itu yang ada pada angket, observasi atau wawancara. Contohnya adalah tes formatif, baik yang bersifat objektif (multiple choice) ata Essay.
Dalam membicarakan tes ini akan disampaikan sekaligus alat ukur lain yang sifatnya standar , ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi , maka dibedakan adanya beberapa macam tes dan alat ukur lain.
a.    Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang , yang diukur bisa kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
b.    Tes bakat atau aptitude test , yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
c.    Tes intelegensi atau intelligenci test, yaitu tes yang digunakan untuk  mengadakan estimasi atau perkiraan trhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yag akan diukur intelegensinya.
d.   Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan skala sikap , yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
e.    Tes minat atau measures , adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f.     Tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian  seseorang setelah mempelajari sesuatu . berbeda dengan yang lain –lain sebelum ini , tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan di teskan.[5]
Dalam menggunakan tes sebagai pengumpul data , peneliti menggunakan instrument berupa tes atau soal-soal tes. Soal tes terdiri atas banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis variable. Tolak ukur penggunaan suatu alat tes sebagai instrument pengumpul data dalam suatu penelitian adalah :
a)    Objektif, yaitu hasil yang dicapai dapat mengganmbarkan keadaan yang sebenarnya tentang tingkat kemampuan seseorang, baik berupa pengetahuan maupun keterampilan;
b)   Cocok yaitu alat tes yang digunakan sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan untuk menguji hipotesis dalam rangka menjawab masalah penelitian.
c)    Valid, yaitu memiliki derajat kesesuaian, terutama isi dengan kemampuan suatu kelompok yang ingin di ukur.
d)   Reabel, yaitu derajat kekonsistenan skor yang diperoleh dari hasil tes menggunakan alat tersebut. Kekonsistenan ini menunjukkan bahwa skor yang dihasilkan adalah skor sebenarnya.

2.    Angket atau Kuesioner (Questionnaires)
Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrument. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrument yang dipakai adalah angket atau kuesioner.
Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandang :
a.     Dipandang dari cara menjawab, maka ada :
1)   Kuesioner terbuka , yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2)   Kuesioner tertutup , yang sudah disediakan jawabannya sehigga responden tinggal memilih.
b.    Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :
1)   Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2)   Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
c.     Dipandang dari bentuknya maka ada :
1)      Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud sama dengan kuesioner tertutup.
2)      Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3)      Check list, sebuah daftar , dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
4)      Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan , misalnya mulai dari sangat setuju sampai kesangat tidak setuju.
Keuntungan kuesioner
a)      Tidak memerlukan hadirnya peneliti
a)      Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
b)      Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
c)      Dan dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
kelemahan kuesioner.
a)    Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.
b)   Sering sukar dicari validitasnya.
c)    Sering tidak kembali , terutama jika dikirim lewat pos.
d)   Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama , bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.[6]
3.    Observasi.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu :
1.         Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak   menggunakan instrument pengamatan.
2.         Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan diamati dalam proses observasi, obsevator (pengamat) tinggal memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul. Itulah sebabnya maka cara bekerja seperti ini disebut system tanda (sign system)
Sign system digunakan sebagai instrument pengamatan situasi pengajaran sebagai sebuah potret sesuai pengajara sebagai sebuah potret selintas. Intrumen tersebut berisi sederetan sub-variabel misalnya: guru menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru bertanya kepada kelompok, guru bertanya kepada seorang anak, murid bertanya dan sebagainya. Setelah pengamatan dalam satu preode tertentu, misalnya 5 menit , semua kejadian yang telah muncul dicek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali dalam satu preode pengamatan , hanya dicek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran.
Dalam hal ini pengamat tidak dapat memperhatikan variable yang terlalu banyak . dengan demikian pada akhir pengamatan dapat disimpulkan di kelas mana partisipasi murid paling besar.
Adapun Muhammad Ali mengemukakan , instrument atau alat yang dapat digunakan dalam melakukan observasi adalah sebaga berikut.
1.    Daftar cek (check list) .semua gejala yang akan atau mungkin akan muncul pada suatu objek yang menjadi objek penelitian didaftarkan secermat mungkin sesuai dengan masalah yang diteliti, juga disediakan kolom cek yang digunakan selama mengadakan pengamatan. Berdasarkan butir (item) yang ada pada daftar cek, gejala yang munvul dibubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia. Hal ini akan lebih memudahkan dalam pengamatan.
2.    Daftar isian. Daftar isian memuat daftar butir (item) yang diamati, kolom tentang keadaan, atau gejala tentang item-item tersebut. Kolom keadaan dikosongkan untuk selanjutnya pada waktu pengamatan diisi oleh peneliti.
3.    Skala penilaian (rating scale) rating scale biasanya untuk mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif atau bentuk angka-angka yang dimanifestasikan dalam bentuk skala, dengan fungsi menentukan tingkat kategori sifat atau karaktristik sesuatu. Skala penilaian berfungsi untuk menentukan kedudukan objek penelitian pada tingkat tertentu dalam skala yang didasarkan pada kraktristik yang sudah ditentukan. Angka-angka yang menggambarkan karaktristik itu (misalkan 5: baik sekali; 4:baik; 3:cukup: 2:kurang baik; 1:sangat kurang baik), selanjutnya dicantumkan pada garis skala sehingga pencatatan dilakukan dengan cara melingkari angka atau mengisi kolom pada sekala dengan gejala yang muncul.
4.    Skala bertingkat (rating) atau rating scale
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Walaupun bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu program atau orang. Instrument ini dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan, terutama penampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukkan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Rating-scale diinterpretasikan secara hati-hati karena disamping menghasilkan gambaran yang kasar juga jawaban responden tidak begitu saja mudah dipercaya. Hal-hal yang mempengaruhi ketidakjujuran jawaban responden yaitu : persahabatan, kecepatan menerka, cepat memutuskan , prasangka.dan kemurahan hati.
Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan variable sekala. Apa yang ditanyakan  harus apa yang dapat diamati responden. Misalnya seseorang guru ditanya tentang jam kehadiran dan kepulangan kepada sekolah. Dia tidak akan dapat menjawab jika ia sendiri selalu datang siang dan pulang awal.[7]
5.    Wawancara
Wawancara adalah salah satu tekhnik pengumpukaan data dengan mengajukan pertanyaan kepada resonden dengan mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden. Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara , baik tentang dirinya maupun tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan . adapun wawancara tidak langsung dilakukan terhadap seseorang yang dimintai keterangan tentang orang lain.
Tekhnik wawancara memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan wawancara di antaranya adalah :
1.         Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak membaca dan menulis;
2.         Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya;
3.         Pewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembambing, atau dengan melihat wajah atau gerak gerik responden.
Tekhnik wawancara juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut.
1.         Karena wawancara dilakukan secara perseorangan ,pelaksanaannya menuntut banyak waktu, tenaga, dan biaya apabila ukuran sampel cukup besar.
2.         Faktor bahasa , baik dari pewawancara maupun responden sangat memengaruhi hasil atau data yang diproleh.
3.         Sering terjadi wawancara dilakukan secara bertele-tele.
4.         Wawancara menuntut kerelaan dan kesediaan responden untuk menerima dan menjalin kerja sama yang baik dengan wawancara. Dan sebagainya.
Agar wawancara dapat dijadikan tekhnik pengumpul data yang efektif , hendaknya disusun terlebih dahulu panduan wawancara sehingga pertanyaan yang diajukan menjadi terarah, dan setiap jawaban atau informasi yang diberikan oleh responden segera dicacat. Pencatatan hasil wawancara hendaknya dilakukan terhadap intisari informasi yang diberikan, dengan membeda-bedakan antara informasi atau fakta yang dibutuhkan , dengan kesan pribadi individu terhadap masalah yang diwawancarakan. Oleh karena itu panduan wawancara hendaknya disusun sedemikian rupa dengan memuat pokok-pokok pertanyanan yang akan diajukan , sesuai dengan masalah yang diteliti. Daftar pertanyaan untuk wawancara disebut interview schedule. Adapun cacatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman wawancara.
Secara umum , terdapat dua macam pedoman wawancara .
1.         Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja , kreativitas pewawancara sangat diperlukan , bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak bergantung pada pewawancara. Jenis wawancara ini sangat tepat untuk penelitian kasus.
2.         Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai checklist. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda √ (check) pada nomor yang sesuai.[8]
6.         Dokumentasi
Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan prnyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi  kealamiahan yang sukar diperoleh , sukar ditemukan, dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Tekhnik ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa data skunder ( data yang telah dikumpulkan oleh orang lain), secara prosedur , tekhnik ini sangat praktis sebab menggunakan  benda-benda mati, yang seandainya terdapat kesalahan atau kekurangjelasan bisa dilihat kembali data aslinya.
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda mati yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis, seperti surat-menyurat, rekaman gambar, dan benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa. Dokumen yang diteliti berupa dokumen resmi dan dokumen pribadi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan, yang bentuknya dapat berupa buku harian, surat pribadi,autobiografi. Dokumen resmi dalam bentuk arsif terdiri atas dokumen internal , seperti memo pengumuman , aturan sutatu lembaga. Adapun dokumen eksternal adalah bahan informasi dari lembaga social, majalah,berida yang disiarkan kepada media massa.
Dua alat penting dalam tekhnik dokumentasi , yaitu: (1) pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya; (2)check list,  yaitu daftar variable yang akan dikumpulkan datanya .  dalam menggunakan tekhnik dokumentasi ini , peneliti dapat memegang check list untuk mencatat variable yang sudah ditentukan . apabila terdapat atau muncul variable yang dicari , peneliti hanya membubuhkan tanda check ditempat yang sesuai .untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variable,peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.[9]
C .Cara Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen memegang peranan penting dalam suatu penelitian.  Mutu penelitian sangat dipengaruhi oleh Instrumen penelitian yang digunakan, karena kevalidan dan kesahihan data yang diperoleh dalam suatu penelitian sangat ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih instrumen penelitian. Instrumen atau alat pengumpul data  adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita dapat menggunakan istrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen  yang dibuat sendiri (Idrus Austam, 1996). Penggunaan instrumen yang telah tersedia adalah instrumen yang sudah ditetapkan atau dibakukan  untuk mengumpulkan data variabel penelitian yang telah ditentukan. Akan tetapi jika istrumen baku belum tersedia untuk variabel tertentu dalam penelitian tersebut maka peneliti dapat menyusun sendiri instrumen yang yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Menyusun instrumen  pengumpulan data penelitian dilakukan setelah peneliti memahami betul  apa yang  menjadi variabel penelitian. Pemahaman Peneliti terhadap variabel dan hubungan antar variabel akan mempermudah peneliti dalam menentukan dan menyususn intrumen penelitian yang akan digunakan. Setelah memahami variabel peneliti dapat menyusun  instrumen untuk dapat menjabarkan kedalam  bentuk sub variabel, indikator, deskriptor dan  butir-butir pertanyaan dan angket dalam daftar cocok atau pedoman observasi. Dengan demikian maka instrumen penelitan menajdi hal penting untuk menjaga agar penelitian yang dilakukan tersebut bermutu dan berkualitas.
Hal yang terkait jika membicarakan tentang instrumen penelitian adalah tekhnik pengumpulan data penelitian. Jika instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian maka tekhnik pengumpulan data adalah merupakan cara atau prosedur yang ditempuh untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Kedua hal tersebut yaitu instrumen penelitian dan tekhnik pengumpulan data adalah merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi kualitas data yang diperoleh peneliti dalam suatu penelitian. Sehingga kulaitas data yang dikumpulkan mempengruhi kualitas dan keabsahan serta ketepatan kesimpulan yang diperoleh peneliti setelah melakukan penelitian[10]
Dalam menentukan tekhnik dan menyusun instrumen pengumpulan data , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan . Muhammad Ali mengemukakan  hal-hal berikut.
1.      Penentuan teknik dan penyusuna instrumen pengumpulan data harus didasarkan pada pendekatan dan metode penelitian. Pendekatan penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan cara serta kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian , dimulai dari perumusan masalah sampai pada penarikan kesimpulan pada fase perencanaan , hal tersebut harus dirumuskan seluruhnya agar kegiatan dapat terarah dan dapat menghasilkan kesimpulan yang valid dan signifikan . keseluruhan unsur perencanaan dibuat dalam suatu model desain penelitian. Karena  teknik  dan instrumen penelitian merupakan bagian penting dalam penelitian yang berfungsi sebagai sarana untuk mengumpulkan data yang menentukan keberhasilan suatu penelitian, penentuan dan penyusunan senantiasa berpedoman pada pendekatan dan metode penelitian yang digunakan sehingga data yang terkumpul dapat dijadikan dasar untuk menguji hipotesis.
2.      Penentuan tekhnik dan penyusunan pengumpulan data harus didasarkan jenis data yang akan dikumpulkan . sebagaiman diketahui bahwa data sangat diperlukan dalam kegiatan penelitian, yaitu untuk menguji hipotesis . pertimbangan dalam menentukan tekhnik dan instrumen didasarkan atas tersedianya  data itu sendiri. Apabila data yang diperlukan dapat diperoleh dengan menggunakan tekhnik dan instrument tertentu, teknik dan instrument itulah yang dipilih untuk mengumpulkan data tersebut. Setiap jenis data hanya dapat dikumpulkan melalui instrument yang cocok atau sesuai. Suatu jenis instrument mempunyai cirri, ketepatgunaan (efisiensi), serta kehasilgunaan (evektifitas) untuk mengumpulkan suatu jenis data yang diperlukan . oleh karena itu sebelum sutu teknik dan instrument di tetapkan untuk dijadikan cara dan alat pengumpulan data , terlebih dahulu harus dipertimbangkan apakah hal tersebut sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan .
3.      Berkenaan dengan instrument penelitian, harus dipahami bahwa tidak semua jenis instrument penelitian dapat menggali seluruh data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam kegiatan penelitian. Kadang-kadang, suatu jenis instrument tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan seluruh data yang diperlukan . oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk memodifikasi alat tersebut sehingga data yang diperlukan diharapkan dapat terhimpun dengan baik.[11]
Selain hal tersebut , untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik atau memenuhi standar , ada dua syarat yang harus dipenuhi , yaitu reliabilitas dan validitas . sevilla menambahkan tiga syarat tambahan , yaitu sensitivitas, objektivitas , dan visibilitas.
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan sebuah instrument. Reliabilitas menunjukkan apakah instrument tersebut secara konsisiten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrument dikatakan sahih atau valid apabila memiliki validitas tinggi , demikian pula sebalikknya. Sebuah instrument dikatakan sahih apabila mampu  mengukur apa yang diinginkan atau mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat.
Sensitivitas instrument dimaksudkan sebagai kemampuan sebuah instrumen untuk melakukan diskriminasi atau mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi karaktristik yang diukur.
Objektivitas adalah tingkat yang pengukurannya bebas dari penilaian subjektif, bebas dari pendapat, bebas dari bias dan perasaan orang yang menggunakan instrument tersebut.[12]
Visibilitas instrument berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan sumber daya dan waktu.
Penyusunan instumen penelitian bukanlah hal yang mudah karena instrumen yang baik harus memenuhi beberapa syarat atau kreteria. Oleh sebab itu, dalam menyusun sebuah instrumen , peneliti harus teliti dan hati-hati . berikut ini adalah beberapa langkah praktis dalam membuat instrument penelitian.
1.    Tentukan variable-variabel yang digunakan dalam penelitian. Variable ini dapat tercermin pada judul penelitian.
2.    Variable-variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk subvariabel yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu.
3.    Subvariabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indicator-indikator, jika ada.
4.    Indicator dicarikan jabarannya dalam bentuk subindikator, jika ada.
5.    Jika asubindikator masih dapat dibagi lagi menjadi komponen kecil , komponen-komponen ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan seberapa detail peruses penjabaran suatu variable di uraikan, bergantung pada seberapa luas dan dalam penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya , pertanyaan-pertanyaan disusun menurut hierarkinya agar mudah dipakai dalam analisis berikutnya.
6.    Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai, ditempatkan pada lembaran-lembaran instrument.
Demikian gambaran umum pedoman dalam menentukan teknik dan menyusun instrument pengumpulan data dalam penelitian.[13]














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Mengenai pengertian dari Instrumen pengumpulan data ,berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat kita mengambil suatu kesimpulan bahwa instrumen pengumpulan data  adalah alat bantu yang di gunakan dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah  secra kuantitatif dan disusun secara sistematis
Adapun  instrument pengumpulan data itu memiliki  beberapa jenis yang dapat digunakan untuk pengumpulan data antara lain :  tes dan non-tes , yang mana non-tes itu antara lain:  Angket atau kuesioner , pedoman observasi yang digunakan dalam kegiatan observasi , pedoman wawancara yang dilakukan dalam kegiatan wawancara, dokumentasi, skala bertingkat.
Selanjutnya cara yang dapat dilakukan dalam menyusun instrument pengumpulan data diantaranya: (1) Tentukan variable-variabel yang digunakan dalam penelitian. Variable ini dapat tercermin pada judul penelitian,(2)Variable-variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk subvariabel yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu,(3)Subvariabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indicator-indikator, jika ada,(4) Indicator dicarikan jabarannya dalam bentuk subindikator, jika ada,(5)Jika asubindikator masih dapat dibagi lagi menjadi komponen kecil , komponen-komponen ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan seberapa detail peruses penjabaran suatu variable di uraikan, bergantung pada seberapa luas dan dalam penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya , pertanyaan-pertanyaan disusun menurut hierarkinya agar mudah dipakai dalam analisis berikutnya,(6)Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai, ditempatkan pada lembaran-lembaran instrument.

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Hadjar,Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Raja Grafindo,Jakarta,2011.
Mahmud,Metode Penelitian Pendidikan, Pustaka Setia,Bandung,2011.
Punaji Styosari, Metode Penelitian Pendidikan dalam Pengembangan, Prada Media Group, Jakarta,2005.
Suharsini Arikunto,Managemen Pendidikan,Rineka Cipta,Jakarta,2000.
Sukidin dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Insan Cendikia,cet 4, Jakarta,2010.
Sugiono,Metode Penelitian Pendidikan,Alfa Beta, Bandung cet 15,2012.
Suharsini Arikunto,Prosedur Penelitian,Rineka Cipta, Jakarta,2010.






[1] Suharsimi Arikunto,Managemen pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta 2000),hal.134.
[2] Ibnu Hadjar,Dasar – dasar metodelogi penelitian kuantitatif dalam pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo), Hal 160
[3] Sukudin,dkk.Manajemen Penelitian tindakan kelas,(Jakarta:Insan cendekia,cet,ke-4,)hal.100.
[4] Punaji Setyosari,Metode Pnelitian Pendidikan dalam Pengembangan,(Jakarta :Prenada media Group,cet,ke-2),hal.205.
[5] Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian, (Jakarta Rineka Cipta, 2010), hal 193-194.
[6] Ibid.hal.194-196.
[7] Ibid.hal.200-201.
[8] Mahmud.Metode Penelitian Pendidikan(Bandung:Pustaka Setia,2011),hal.173-175.
[9] Ibid. hal.183-184.
[10] Sugiono, metode penelitian pendidikan, (Bandung:Alfa Beta,2012), cet  XV, hal.14-15.
[11]Op cit,hal.166-167.
[12] Ibid,hal.167.
[13] Ibid.hal.167-168.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah hipotesis penelitian

pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran

populasi dan sampel