ilmu pendidikan Islam (dasar-dasar pendidikan Islam)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
tidak akan berjalan dengan baik dan sesuai tujuan tanpa adanya sebuah pondasi
yang menjadi asas dalam penyelenggaraan pendidikan islam khususnya.
Satu-satunya pendidikan yang senantiasa mencakup semua ilmu yang ada adalah
hanya ada dalam ilmu pendidikan islam. Yakni dari ilmu-ilmu ini dapat membantu
terselenggaranya ilmu pendidikan tersebut dalam sebuah pendidikan.
Sehingga
itulah yang akan kita bahas dari Makalah ini terkait dengan Dasar-dasar ilmu
pendidikan islam, terutama terkait dengan asas-asas yang menjadi pondasi utama
atau akar utama dalam penyelenggaraan pendidikan islam ini. Karena dengan
memahami asas-asas terpenting yang mutlak ada dalam pendidikan islam ini,
seseorang akan mudah dalam menjalankan sebuah proses pendidikan islam sesuai
dengan tujuan utama yang di tetapkan yang tak lain adalah melahirkan generasi
muda yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa dan negara.
Maka
setelah banyak mengupas terkait dengan isi makalah ini seseorang akandapat
mengetahui berbagai asas terpenting yang harus ada serta apa tujuan terpenting
yang akan di capai dari pendidikan islam ini.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
pembuatan Makalah ini, adapun kami menemukan berbagai Rumusan Masalah
diantaranya:
1. Apa pengertian Dasar-dasar pendidikan
islam ?
2. Apa pengertian dari Ilmu Pendidikan
Islam ?
3. Apa saja Ruang Lingkup dari pendidikan
islam ini?
4. Apa saja Dasar-dasar Pendidikan islam ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Dasar-dasar Pendidikan Islam
Dalam
kosakata bahasa Indonesia, kata dasar memiliki banyak arti. Di antaranya tanah
yang di bawah air, bagian yang terbawah, bantal, latar, cat yang memiliki lapis
yang di bawah sekali, cita atau kain yang akan di buat pakaian, bakat,
pembawaan yang di bawah sejak lahir, alas, pedoman, asas, pokok, atau pangkal.[1]
Dalam
bahasa Inggris, kosakata dasar merupakan terjemahan dari kosakataFoundation
atau fundamen, yang berarti dasar atau landasan.[2]
Dalam bahasa Arab, kosakata dasar merupakan terjemahan dari kata asas (
jamaknya usus), yang berarti Foundation (dasar atau landasan) (also,
of a Buildingyaknidigunakan
juga dalam bangunan), fundamen (landasan), groundwork (landasan
kerja), ground (terowongan), basis (dasar), dan keynote (catatan
kunci).[3]
Dari
seluruh pengertian tersebut, bahwa kata dasar digunakan dalam berbagai kegiatan
atau pekerjaan, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik, dan pada intinya
berarti sesuatu yang berada di bawah. Namun dari segi fungsinya mengundang arti
yang utama, penting, dan pokok. Dasar tersebut selanjutnya melandasi dan
menopang sebuah kegiatan atau pekerjaan tersebut. Kata dasar,identik dengan
kata pokok, fundamen, dan asas.
Sehingga
dasar inilah yang di butuhkan dalam setiap pendidikan yang ada. Khususnya dalam
pendidikan islam itu sendiri membutuhkan asas yang tepat sebagai penggerak
berlangsungnya pendidikan islam. Hal ini tak lain adalah dengan berlandaskan
sesuai dengan ajaran islam, karena dimana yang kita bahas disisni adalah dari
pendidikan islam itu. Oleh karena itu kita perlu mengetahui berbagai asas atau
yang menjadi pondasi dari ilmu pendidikan islam tersebut.
B.
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
Dari beberapa literatur yang
ada, terlihat bahwa para pemikir Pendidikan Islam punya pandangan yang berbeda
tentang pengertian Ilmu Pendidikan Islam. Penggunaan ungkapan Ilmu Pendidikan
Islam, setidaknya, dapat menimbulkan dua pengertian, yaitu:
Ilmu Pendidikan Islam
dengan pengertian ilmu tentang Pendidikan Islam, yaitu pengetahuan tentang
bagaimana menjadi guru agama Islam di berbagai lingkungan dan lembaga
pendidikan. Yang dituju dengan pengetahuan ini adalah menjadikan seseorang
sebagai pewaris dan pelanjut usaha Nabi sebagai utusan Allah. Dalam pengertian
ini, fokus kajiannya ialah pendidikan agama Islam yang terbatas pada hal-hal
yang berkaitan dengan proses pendidikan tentang keimanan, syariat, dan akhlak.
Objek kajiannya ialah teori dan praktik pengajaran Agama Islam, yang biasanya
meliputi pengajaran Akidah-Akhlak, Quran-Hadis, Fikih, dan Sejarah Islam.
Pengetahuan ini merupakan inti kajian pada program studi/Jurusan Pendidikan
Agama Islam di Fakultas Tarbiyah karena jurusan inilah yang bertugas untuk
menyiapkan guru-guru bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Ilmu Pendidikan Islam
dengan pengertian ilmu pendidikan yang Islami atau ilmu pendidikan dalam
perspektif Islam. Dalam pengertian ini, fokus kajiannya adalah ilmu pendidikan.
Pembahasannya bertolak dari kerangka ilmu pendidikan yang disoroti dari sudut
pandang ajaran Islam. Masalahnya ialah bagaimana konsepsi Islam tentang
berbagai aspek dan komponen pendidikan serta bagaimana teori dan praktik yang
dipakai umat Islam dalam menyelenggarakan pendidikan untuk bermacam-macam
bidang pengetahuan dan keahlian sepanjang sejarahnya. Yang dibahas di sini
tidak hanya hal-hal yang berkaitan dengan teori dan praktik pendidikan agama
Islam sebagaimana dikemukakan pada butir satu di atas. Objek kajian Ilmu Pendidikan
Islam dalam pengertian ini ialah butir-butir ajaran Islam yang mengatur dan
berkaitan dengan aspek-aspek dan komponen-komponen pendidikan serta berbagai
persoalan yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di kalangan umat
Islam. Ilmu Pendidikan Islam dalam pengertian ini, tentu tidak hanya diperlukan
oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, melainkan juga diperlukan oleh
para mahasiswa Fakultas Tarbiyah di berbagai jurusannya. Pengetahuan ini
penting bagi orang-orang yang bekerja dan terlibat dalam aktivitas pendidikan.
Kedua pengertian Ilmu Pendidikan Islam seperti dikemukakan di atas punya
konsekuensi yang berbeda. Tentu saja, silabi dan masalah-masalah yang dibahas
pada pengertian yang pertama tidak sama dengan yang ada pada pengertian kedua.
Mengingat misi Fakultas Tarbiyah sebagai tempat pembinaan tenaga kependidikan
Muslim dalam berbagai bidangnya, penulis berpendapat bahwa Ilmu Pendidikan
Islam yang perlu diajarkan kepada seluruh mahasiswa fakultas ini adalah Ilmu Pendidikan
Islam dalam pengertian kedua, yaitu Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,
bukan ilmu tentang pengajaran Agama Islam karena tidak semua mahasiswa fakultas
ini dipersiapkan untuk menjadi guru agama. Ilmu Pendidikan dalam perspektif
Islam mempunyai cakupan yang lebih luas dan lebih mendasar dari pada ilmu
tentang Pendidikan Agama Islam, yaitu pengajaran bidang studi Pendidikan Agama
Islam. Ilmu tentang Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari pengetahuan
yang dikembangkan di atas landasan Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam.
C.
Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Bahwasanya
ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara lain :
1.
Tujuan Pendidikan Ilmu
Secara umum, pendidikan Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik
tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. (GBPP PAI, 1994).
Tujuan
pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat pendidikan yang meliputi
beberapa aspeknya, misalnya tentang :
- Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan seperti fitrah, bakat minat, dan karakter yang berkecenderungan pada Al-Hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam ( Al Kahfi ayat 29) sebatas kapasitas dan ukuran yang ada.
- Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akherat.
2.
Pendidik
Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator
yang bertugas menfasilitasi atau membantu siswa selama proses penbelajaran
berlangsung. Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber
informasi, sebab informasi juga bisa diperoleh dari peserta didik. Penciptaan
suasana menyenangkan dan adanya kesadaran emosional yang tidak dalam keadaan
tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan menimbulkan daya berpikir yang
intuitif dan holistik.
3.
Peserta didik
Siswasebagai objek utama dalam pendidikan memegang
peranan yang sangat strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai
salah satu indikator terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu
input di sekolah, sangat mempengaruhi pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal
ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya latar belakang peserta
didik, kemampuan peserta didik, prinsip hidup, dan sebagainya.
4.Model
pendidikan islam
Model-model
pembelajaran :
- Modelpemprosesan informasi guru menjelaskan bagaimana siswa selaku individu memberi respon yang datang dari lingkungannya.
- Model pribadi diorientasikan kepada perkembangan diri siswa selaku individu.
- Model interaksi sosial menekankan hubungan siswa dengan lingkungannya di sekolah, terutama di dalam kelas.
- Model perilaku siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang lebih terfokus pada hal-hal yang spesifik.
5. Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam yang harus dipahami oleh
peserta didik adalah Al-Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal,
menganalisa, dan sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an
tertanam dalam jiwa anak didik sejak dini.
6.
Alat Pendidikan Islam
Merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama
melaksanakan pendidikan Islam, agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih
berhasil.
7.
Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran pada khususnya, dan sistem pendidikan pada umumnya. Artinya
evaluasi merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dielakkan dalam setiap
proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil
belajar maupun evaluasi pembelajaran, merupakan bagian integral yang tidak
terpisahkan dari kegiatan pendidikan.
Tujuan dari
evaluasi pembelajaran PAI :
- Merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan.
- Mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mengikuti program pendidikan pada umumnya dan program pembelajaran pada khususnya.
- Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan.
- Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan oleh orang tua siswa dan lembaga pendidikan.
- Memperbaiki mutu proses pembelajaran baik cara belajar siswa maupun metode yang digunakan pendidik dalam mengajar.
D.
Macam-macan
Dasar Pendidikan Islam
Menurut Hasan Langgulung, bahwa dasar
pendidikan islam terdapat enam macam, yaitu historis, sosiologis, ekonomi,
politik, administrasi, psikologi, dan filosofis, yang mana keenam dasar itu
berpusat pada dasar filosofis.[4]
Pendapat Hasan lunggulung ini, menurut Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir dinilai
agak sekuler, karena selain tidak memasukan dasar religius, juga menjadi
filsafat sebagai induk dari segala dasar. Menurut Abdul Mujib dan Jusuf
Mudzakir, bahwa dalam islam, dasar operasional segala sesuatu yaitu agama,
sebab agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang nuansa keislaman. Dengan
agama, maka semua aktivitas kependidikan menjadi bermakna, mewarnai dasar lain,
dan bernilai ubudiyah. Oleh karena itu, dasar operasional pendidikan yang enam
di atas perlu di tambah dasar ke tujuh, yaitu agama.[5]
Berdasarkan pada analisis tersebut, maka
dalam tulisan ini, dasar pendidikan islam, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
dasar religius, dasar filsafat, dan dasar ilmu pengetahuan.
1.
Dasar Religius
Dasar religius sebagaimana dikemukakan
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir adalah dasar yang diturukan dari ajaran agama.[6]
Adapun tujuan dari agama yaitu untuk memelihara jiwa manusia (hifdz al-nafs),
memelihara agama (hifdz al-din), memelihara akal
pikiran (hifdz al-a'ql), memelihara keturunan (hifdz al-nasl), dan
memelihara harta benda (hifdz al-maal).[7]
Pendapat lain mengatakan, bahwa inti ajaran agama ialah terbentuknya akhlak
mulia yang bertumpu pada hubungan Yang harmonis antara manusia dengan Tuhan,
dan antara manusia dengan manusia.[8]
Dengan demikian, dasar religius berkaitan
dengan pemelihara dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, serta memelihara
moralitas manusia. Dasar religius ialah dasar yang bersifat humanisme
teocentris,yaitu dasar yang memperlakukan dan memuliakan manusia sesuai
dengan petunjuk Allah SWT, dan dapat pula berarti dasar yang mengarahkan
manusia agar berbakti, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT, dalam rangka
memuliakan manusia. Dasar religius seperti inilah yang harus dijadikan dasar
bagi perumusan berbagai komponen pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum,
bahan ajar, sifat dan karakter pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan
peserta didik, lingkungan pendidikan, manajemen pengelolaan, dan lainnya harus
berdasarkan pada dasar religius.
2.
Dasar Filsafat Islam
Dasar filsafat adalah dasar yang digali
dari hasil pemikiran spekulatif, mendalam, sistematik, radikal, dan universal
tentang berbagai hal selanjutnya digunakan sebagai dasar bagi perumusan konsep
ilmu pendidikan islam. Dalam filsafat islam di jumpai pembahasan tentang
masalah ketuhanan, alam jagat raya, manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan, dan
akhlak.
Dalam filsafat ketuhanan dijumpai
uraian yang mendalam tentang sifat-sifat dan keberadaan Tuhan serta hubungannya
dengan sifat dan perbuatan manusia. Di dalamnya terdapat uraian, bahwa Allah
SWT bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, dan mustahil bersifat dengan
segala sifat kekurangan. Sifat-sifat Allah SWT ini harus tiru oleh para guru
dan murid sesuai dengan batas kesanggupannya masing-masing.
3.
Dasar Ilmu Pengetahuan
Yang
dimaksud dengan dasar ilmu pengetahuan adalah dasar nilai guna dan manfaat yang
terdapat dalam setiap ilmu pengetahuan bagi kepentingan pendidikan dan
pengajaran. Di dalam uraian epistemologi ilmu pengetahuan tersebut adalah bahwa
setiap ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, maupun ilmu pengetahuan
sosial, memiliki tujuan dan manfaatnya sendiri-sendiri. Berbagai manfaat ilmu
pengetahuan tersebut harus digunakan sebagai dasar ilmu pendidikan islam. Dalam
hubungannya dengan ilmu pendidikan, berbagai manfaat dan tujuan ilmu
pengetahuan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Ilmu Psikologi
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan, bakat, minat,
watak, karakter, motivasi, dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, serta sumber daya manusia yang lainnya. Informasi tentang
gejala-gejala kejiwaan tersebut diperlukan untuk menentukan tingkat materi
pendidikan yang diperlu diberikan kepada peserta didik,metode dan pendekatan
yang akan digunakan, serta dalam memotivasi mereka untuk meraih prestasi
belajar mengajar. Selain itu, informasi gejala-gejala kejiwaan tersebut juga
diperlukan untuk memberikan tugas mengajar bagi para pendidik, dan menetapkan
tugas-tugas administrasi dan pengelolaan bagi tenaga administrasi dan lainnya. Dengan
mempertimbangkan gejala-gejala kejiwaan tersebut, maka materi pelajaran yang
diberikan, metode dan pendekatan yang diterapkan, penugasan dalam mengajar dan
mengelola pendidikan akan tepat dan sesuai dengan gejala kejiwaannya sehingga
akan berjalan efektif.
b. Ilmu sejarah
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari
tentang berbagai peristiwa masa lalu, baik segi waktu, tempat, pelaku, latar
belakang, tujuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang disusun secara
sistematik, dan didukung oleh data dan fakta-fakta yang dapat dipertanggung
jawab dan valid. Dengan mempelajari sejarah, akan diketahui kemajuan dan
kemunduran sebuah kegiatan, untuk dijadikan bahan masukan dalam rangka
memprediksi dan merancang masa depan. Di dalam sejarah terdapat informasi
tentang kegiatan pendidikan yang pernah ada masa lalu, baik dari segi
kelembagaannya, tujuan, materi, kurikulum, bahan ajar, guru, peserta didik,
lingkungan, dan berbagai aspek pendidikan lainnya. Informasi tersebut selain
berbagai ilmu pengetahuan untuk memperluaskan wawasan, juga sebagai bahan
masukan bagi penyusun rencana pendidikan di masa akan datang.
c. Ilmu Sosial dan Budaya
Ilmu
sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala sosial serta
hubungannya antara satu gejala dan gejala lain yang ada dalam masyarakat.
Adapun ilmu budaya adalah ilmu yang mempelajari hasil daya cipta dan kreasi
akal budi manusia, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik, seperti tulisan,
prasasti, bangunan rumah, bangunan lembaga pendidikan, kesenian, kesusastraan,
kerajinan tangan, pakaian, adat istiadat, dan lain sebaginya. Informasi yang
berasal dari gejala sosial dan budaya tersebut diperlukan dalam rangka menyusun
konsep pendidikan, sehingga dapat di sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam ilmu ini juga dipelajari tipologi masyarakat, struktur masyarakat,
tingkat kemajuan dan kemunduran masyarakat, dan sebagainya. Dalam tipologi
masyarakat misalnya dijumpai adanya masyarakat yang bercocok agraris,
industrialis, masyarakat kota, masyarakat yang berbasis informasi, dan
sebagainya. Dari segi strukturnya ada masyarakat yang berdasarkan pada struktur
keagamaan, kebudayaan, adat istiadat dan sebagainya. Dari segi tingkatannya ada
masyarakat yang sudah modern, tradisional, dan masyarakat transisi. Informasi
tentang berbagai aspek kemasyarakatan tersebut sangat diperlukan guna
merumuskan konsep pendidikan.
d. Ilmu Ekonomi
Ilmu
ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber, cara mendapatkan,
mengelola dan mengembangkan ekonomi yang disusun secara sistematik dengan
menggunakan metode tertentu. Dasar ilmu ekonomi diperlukan dalam rangka
memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali dan mengatur
sumber-sumber, serta mempertanggungjawabkannya terhadap rencana dan anggaran
pendidikan. Ilmu ekonomi yang diatur berdasarkan ajaran islam ini diperlukan
untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan, seperti untuk membangun gedung dan
infrastruktur, sarana dan prasarana, gaji pendidik dan tenaga kependidikan,
pengadaan alat-alat praga, alat tulis, dan lain sebagainya.
e. Ilmu Politik
Ilmu politik adalah ilmu yang
mempelajari tentang tujuan, cita-cita dan ideologi yang akan di perjuangkan,
cara-cara mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mempertahankan kekuasaan.
Ilmu politik sangat diperlukan untuk kegiatan pendidikan, karena akan
memberikan jaminan dan dukungan atas berlangsungnya kegiatan pendidikan, sesuai
dengan cita-cita dan ideologi yang ingin diperjuangkan. Dengan ilmu politik,
maka dapat dirumuskan berbagai undang-undang, peraturan dan kebijakan tentang
berbagai aspek pendidikan, seperti pembiayaan, kurikulum, pengadaan guru,
pengadaan buku ajar, pengadaan banguanan dan infrastruktur pendidikan, dan lain
sebagainya. Dasar politik adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis, yang
digunakan sebagi tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan
direncanakan bersama.
f. Ilmu administrasi
Ilmu
administrasi adalah ilmu yang mempelajari tantang cara merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi, dan memperbaiki
sebuah kegiatan. Ilmu ini diperlukan sebagai dasar bagi perencanaan berbagai aspek yang terkait dengan pendidikan.
Dengan dasar ilmu administrasi dapat dilakukan pengelolaan secara sistematik
dan terencana tentang sarana dan prasarana, keuangan, kepegawaian, kegiatan
belajar mengajar, dan sebagainya.
Oleh
karena itu, seperti yang telah di jelaskan terkait dengan dasar-dasar dari
pendidikan islam itu sendiri, serta berbagai ilmu yang mutlak ada untuk
kemajuan pendidikan islam tentunya sangatlah jelas memiliki tiga dasar utama,
akan tetapi jika penulis Makalah berpendapat bahwa dimana dari ketiga dasar ini
masih kurang ketika hanya sekedar mengacu pada ketiga dasar ini saja tanpa
ketiga dasar ini memiliki pondasi yang menjadi pengontrolnya apakah sesuai
dengan ajaran islam atau tidak. Sehingga keberadaan Al-Qur’an, Al-Hadist, Ra’yu
sangatlah penting. Karena ketika berlandaskan utama pada Al-Qur’an dalam sebuah
pendidikan islam maka tujuan dari pendidikan islam tersebut akan tercapai.
Sehingga
yang menjadi landasan utama dari pendidikan islam ini adalah Al-Qur’an yang
menjadi pegangan umat islam sampai akhir zaman, begitu pula dengan Al-Hadist
dan ra’yu juga sangat di perlukan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesuai dengan
penjabaran yang telah di bahas dalam isi Makalah ini, maka dapat di simpulkan
bahwa dalam pendidikan islam ini membutuhkan pondasi utama yang dapat menggerakkan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut. Pondasi ini bukan hanya sembarang pondasi
melainkan pondasi yang sesuai dengan yang di butuhkan dalam proses pelaksanaan
pendidikan islam ini, yang tak lain adalah ilmu psikologi, sejarah, sosial dan
budaya,ekonomi, politik dan ilmu administrasi.
Dari ilmu-ilmu
ini memiliki peran penting dalam pendidikan islam. Akan tetapi yang perlu di
ingat bahwa hanya sekedar adanya ilmu-ilmu ini tidak akan dapat mencapai tujuan
dari pendidikan islam ini tanpa berlandaskan dari ajaran islam itu sendiri.
Dimana islam ini yang menjadi pengontrol dari ilmu ini agar dapat terlaksana
dengan baik dan mencapai tujuan yang tepat dari pendidikan islam ini.
B.
Saran
Dengan
terselesainya pembuatan Makalah ini, kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari salah dan lupa. Sehingga kritik maupun saran kami butuhkan bagi semua
pihak khususnya kepada Dosen pengampu demi perkembangan Makalah ini serta
kemampuan kami ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Nata,
Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam,
Rajawali Pers, Jakarta: 2010.
Nata, Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam,
Kencana Prenada Median Group, Jakarta: 2010.
[1]Lihat W.J.S. Perwadarmaninya,
Kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), cet. Ke-12,
hlm. 230.
[2]Lihat Jhon M.
Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, Op. Cit., hlm. 165
[3]Lihat Hans
Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, (Ed) by j. Milton Cowan,
(Beirut: Librarie du Liban & London: Macdonald & Evans LTD, 1974), hlm.
15
[4] Hasan
Langgulung, Asas-asas Pndidikan Islam, (Jakarta: PT Al-Husna, 1998),
cet. Ke-1, hlm. 6-12.
[5] Abdul Mujib
dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Loc. Cit., hlm. 44.
[6]Lihat Abdul
Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Op. Cit., hlm. 47.
[7]Lihat Imam al-Syathibi, Syarh
al-Muwafaqat, (Beirut: Dar al-Fikr, 1958), cet. ke-1, hlm. 89; Lihat pula
Said Hawa, Al-Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), hlm. 125.
[8] Fazlur Rahman, Al-Islam,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hlm. 89.
Komentar
Posting Komentar