supervisi pendidikan



KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim …………..
Segala puji dan syukur hanya berhak kita berikan kepada Allah SWT, sang kekasih abadi yang selalu setia memantau keberadaan hambaNya di bumi yang indah ini, bumi yang menjadi ajang perlombaan para hamba yang mencintaiNya dan selalu mengharapkan perjumpaan denganNya dalam kondisi yang khusnul khatimah. Amin.
Tak terlepas shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan besar, sang inspirator untuk segera bangkit dan berjuang, pejuang sejati, pembela kaum lemah, dan sang revolusioner peradaban, kepada Beliau Nabi Muhammad SAW beserta istri-istrinya, keluarganya, sahabat, para syuhada dan para pengikutnya yang selalu berusaha dan Istiqomah hingga Yaumil Akhir nanti.
Alhamdulillahirobbilalamin........
Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok, yang bertemakan : proses supervisi pendidikan yang mencakup komponen-komponen dalam supervisi dan   perencanaann supervisi yang sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa dan dengan teori ini kita dapat menerapkannya di lembaga-lembaga pendidikan demi tercapainya kualitas suatu lembaga yang unggul dengan pengadaan supervise itu sendiri.
Akhirnya pada Allah jualah penulis ucapkan terimakasih atas kekuatan akal dan pikiran yang telah dianugerahkan kepada penulis dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pnyelesaian tugas ini .


                                                                                                       Mataram,16 juni 2014
                                                                                                                             Penyusun
                                                                                                    

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
      A.Latar Belakang ................................................................................................................. 1
      B.Tujuan................................................................................................................................ 1
      C.Rumusan Masalah............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2
      A.Komponen-komponen dalam dalam psroses supervisi penddikan ................................... 2
      B.Perencanaan Supervisi..................................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 14
       A. Kesimpulan................................................................................................................... 14
       B. Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 15














BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang
Supervisi dengan segala usahanya diarahkan pada pembinaan dan pengembangan aspek-aspek yang terdapat dalam situasi pembelajaran, sehingga akan tercipta suatu situasi yang dapat menunjang pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Situasi pembelajaran yang dimaksud ialah situasi terjadinya proses interaksi antara guru dan murid dalam usaha mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Tujuan konkret supervisi tersebut menunjukkan tugas-tugas nyata yang harus dilakukan dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan “setting” pembelajaran dalam segala aspeknya, yang berpengaruh ke arah yang lebih baik, dan hal tersebut juga menjadi pedoman kegiatan bagi seorang supervisor

Ini berarti bahwa kompetensi yang seharusnya dimiliki supervisor  adalah pengetahuan, kemampuan interpersonal, dan kemampuan teknis. Ketiga kemampuan tersebut merupakan komponen yang setidaknya terdapat pada diri supervisor agar ia dapat melaksankan tugasnya dengan baik, memberikan layanan bantuan pada guru dalam  pengembangan kurikulum, pengembangan profesi, serta penelitian tindakan.

B.Tujuan
1.Untuk mengetahui komponen apa saja yang harus ada dalan proses supervisi.
2.Mengetahui perencanaan yang ada dalam supervise.

C.Rumusan Masalah
1.Apa saja komponen-kompenen dalam supervisi?
2.Mengapa komponen-kompenen tersebut dikatakan penting dalam proses supervisi?
3.Bagaimana Proses Perencanaan supervisi?


                                                                 
                                                                     BAB II
PEMBAHASAN

A.    KOMPONEN-KOMPONEN DALM SUPERVISI PENDIDKAN

Komponen yang ada dalam  supervise pendidikan pada umumnya terdiri dari dua komponen yaitu:
1.      Supervisor sebagai orang yang melaksanakan supervise
2.      Orang yang disupervisi

1.      Supervisor sebagai orang yang melaksanakn supervisi
Menurut Made Pidarta (2009), Supervisor berfungsi untuk:
1.      Sebagai perantara dalam menyampaikan minat para siswa, orang tua, dan program sekolah kepada pemerintah dan badan-badan kompetensi lainnya.
2.      Memantau penggunaan dan hasil-hasil sumber belajar.
 Merencanakan program pendidikan untuk generasi selanjutnya.
3.       Mengembangkan program baru untuk jabatan baru yang diperkirakan dapat muncul.
4.      Mengintegrasikan program yang diajukan pemerintah, ekonomi, perdagangan, dan industry.
5.      Menilai dan meningkatkan atas makna gaya hidup.
6.      Memilih inovasi yang konsisten dengan masa depan.

a.      Peranan Supervisor Pembelajaran                         
        Supervisor pembelajaran lebih berperan sebagai “gurunya guru”, yaitu orang-orang yang siap membantu kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
                Menurut Oliva (1984), peran supervisor pembelajaran ada empat:
1.       Sebagai coordinator, yaitu mengkoordinasikan program-program dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaan dan harus membuat laporan mengenai pelaksanaan programnya.
2.      Sebagai konsultan, yaitu supervisor harus memiliki kemampuan sebagai spesialis dalam masalah kurikulum, metodologi pembelajaran, dan pengembangan staf, sehingga supervisor dapat membantu guru baik secara individual maupun kelompok.
3.        Sebagai pemimpin kelompok, yaitu supervisor harus memiliki kemampuan memimpin, memahami dinamika kelompok, dan menciptakan pelbagai bentuk kegiatan kelompok.
4.      Sebagai evaluator, yaitu supervisor harus mampu memberikan bantuan pada guru untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum, serta harus mampu membantu mengindentifikasi permasalahan yang dihadapi guru, membantu melakukan penelitian, dan pengembangan dalam pembelajaran dan sebagainya.
Menurut Wiles dan Bondi (1986), peran supervisor pembelajaran mencakup delapan bidang kompetensi:
1.      Sebagai developers of people
2.       Sebagai curriculum developers
3.           Sebagai instructional specialis
4.         Sebagai humnan relation worker
5.        Sebagai staff developer
6.        Sebagai administrators
7.       Sebagai managers of change
8.            Sebagai evaluators

Untuk dapat melaksanakan peran di atas supervisor harus memiliki beberapa kompetensi:
1.      Kompetensi proses, yaitu mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjtu.
2.       Kompetensi substansif, yaitu berkaitan dengan pemahaman dan pemilikan guru terhadap tujuan pengajaran, persepsi guru tehadap siswa, pengetahuan guru tentang materi, dan penguasaan guru teknik mengajar.

Berkaitan dengan hakikat pengajaran, supervisor harus memahami keterkaitan berbagai variable yang terpengaruh, yaitu:
1.      Faktor-faktor organisasional, terutama budaya organisasi dan keberadaan tenaga professional lainnya dalam lembaga pendidikan.
2.      Berkaitan dengan pribadi guru, yaitu menyangkut pengetahuan guru, kemampuan membuat perencanaan dan mengambil keputusan, mootivasi kerja, tahapan perkembangan atau kematangan, dan keterampilan guru.
3.      Berkaitan dengan system pendukung dalam pengajaran, yaitu kurikulum, pelbagai buku teks, serta ujian-ujian.
4.      Berkaitan dengan siswa, yang keberadaannya sangat bervariasi di dalam kelas.[1]

Dalam satuan pendidikan, kepala sekolah adalah merupakan pimpinan puncak .Sebagai puncak pimpinan kepala sekolah mempunyai peran sebaga seorang manajer, pendidik, leadership, dan supervisor.  kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beberapa peran yakni:
1.      Narasumber; Supervisor dituntut untuk mengenal dan memahami masalah pengajaran.
2.      Konsultan atau penasehat.;Supervisor hendaknya dapat membantu gurumelakukan cara-cara yang lebih baik dan mengelola proses pembelajaran.
3.      Fasilitator; Supervisor harus mengusahakan sumber-sumber profesional baik materi seperti buku dan alat pelajaran maupun sumber manusia yaitunarasumber modul diperoleh guru.
4.      Motifator; Supervisor hendaknya membangkitkan dan memelihara memeliharakegairahan kerja guru untuk mencapai prestasi kerja yang semakin baik.
5.      Pelopor pembaharuan; Supervisor jangan merasa puas dengan cara-caradan hasil yang sudah dicapai, tetapi harus memiliki prakarsa untuk melakukan perbaikan agar guru juga melakukan hal serupa. [2]

Dalam perspektif  kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh peran  utama kepala sekolah yang salah satunya adalah sebagai supervisor. Sebagaisupervisor, kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting, yaitu:
1.      Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.
2.      Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar.
3.       Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi guru.
4.      Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar.
5.      Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikandan peningkatan mutu proses belajar mengajar.
6.      Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.
7.      Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.
8.      Menciptakan team work yang dinamis dan profesional.
9.      Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalamkemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan sertamemanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikanharus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra-kurikuler, pengembangan programsupervisi perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisiklinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstra-kurikuler. Sedangkankemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.Adapun kompetensi Kepala Sekolah dalam bidang supervisi adalah meliputi:
1.      Merencanakan program supervisi.
2.      Melaksanakan program supervisi.
3.      Menindaklanjuti hasil supervisi guna meningkatkan profesionalisme guru.

b.      Tugas Pokok Supervisor
        Inti tugas tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah adalah menilai  dan membina. Sehubungan dengan ini ada empat tugas utama pengawas sekolah, yaitu:
1.      Merencanakan penilaian yang di lengkapi dengan instrumennya.
2.       Melaksanakan penilaian sesuai dengan kaidah-kaidah penilaian.
3.       Mengolah hasil penilaian dengan teknik-teknik pengolahan yang ilmiah.
4.       Memanfaatkan hasil penilaian untuk pelbagai keperluan
Pengawas Sebagai Supervisor Selain kepala sekolah, yang mempunyai kewenangan mensupervisi adalah penilik sekolah, pengawas sekolah, dan supervisor lainnya yaitu guru-guru senior yangmemberikan advice pada guru-guru yang lebih muda.[3]
Keberadaan Pengawassekolah secara hukum diakui oleh Peraturan Pemerintah No. 19. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh Pengawas Satuan Pendidikan.
Dalam struktur organisasi, kedudukan dan fungsinpengawas adalah penanggungjawab utama atas terjadinya pembinaan sekolah sesuai dengan jensdan jenjang lembaga pendidikannya. Dalam deskripsi tugas disebutkan bahwa pengawas harus berhubungan dengan dan meramu data yang dikumpulkan oleh perilaku supervisi yang lain. Semua data tersebut disimpulkan, kemudian ditarik kesimpulannya untuk menemukan alternatif tindakan yang sekiarnya tepat.Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah akan berjalan dengan baik apabila ada tiga unsur utama yaitu kemauan, kemampuandan komitmen.[4]
       Salah satu fungsi pengawas adalah melakukan pengawasan dalam suatuorganisasi, Situmorang dan Juhir menjelaskan bahwa maksud kepengawasanadalah untuk:
1.      Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak.
2.      Memperbaiki kesalahan-kesalahan agar tidak terulang lagi.
3.      Mengetahui penggunaan budget apakah sesuai sasaran atau tidak.
4.       Mengetahui tingkat perkembangan pekerjaan.
5.      Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dalam perencanaan, yaitu standar.[5]


2.      Orang yang disupervisi

                          Dalam KBBI Objek adalah hal, perkara, orang yang menjadi pokok pembicaraan atau  benda, hal dan sebagainya yang dijadikan sebagai sasaran untuk diteliti atau diperhatikan.(Depdiknas, 2007:793) Maka Objek Supervisi Pendidikan adalah orang yang menjadi pokok pengawasan,  penilaian dan pengamatan dalam proses pelaksanaan kegiatan pendidikan yakni proses  pembelajaran di sekolah atau madrasah. Selain mempunyai andil/peran yang besar tersebut, supervisi pendidikan tentunya juga mempunyai obyek. Di mana tanpa adanya objek, maka tugas dari seorang supervisor, tidaklah berarti. Dan seperti yang dijelaskan, bahwa obyek pengkajian supervisi pendidikan, adalah  perbaikan situasi belajar mengajar.(Piet Sahertian, 2008:26).

Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan  personil dan pembinaan non personil :

1.      Pembinaan Personil
a.       Kepala Sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari supervisi  pendidikan tersebut. Dan sebagai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi pendidikan, bahwa kepala sekolah itu juga  perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan tugasnya sebagi kepala sekolah. Tidak jauh  berbeda dengan supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh seorang pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan supervisi guru. Namun ada perbedaan jika guru  pada pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagimana ia mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah ditetapkan seperti  pengelolaan dan manajement sekolah. (Baharuddin,1985:29-31)


b.      Pendidik
          Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh supervisor yakni kepala madrasah yang menyupervisi guru (Mukhtar,2009:116).
Karena guru juga manusia yang setiap saat mengalami perkembangan dan perlu adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan muju kerja, dan meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan miningkatkan proses kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru  bisa berupa pembinaan secara individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga memiliki  permasalahan yang sama dan juga berbeda dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah  pembinaan guru harus disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. (Baharuddin,1985:18). Diluar itu guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi
 
 Pembelajaran secara benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar.(Ngalim Purwanto,2009:144). Adapun point-point yang menjadi supervisi guru antara lain adalah :
·         Kinerja Guru
·         KBM Guru
·          Karakteristik Guru
·          Administrasi Guru dll.

c.       Staff Sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru, namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam dalam bekerja atau skill serta loyatitas terhadap pimpinan atau kepala sekolah. Karena staff juga perlu pengembangan dalam dirinya dan perlu adanya pengawasan,  pengamatan dan penilaian dari supervisor untuk meningkatkan keprofesionalannya sebagai  bagian dari suatu system pendidikan. Pembinaan supervisor terhadap staff sekolah ataupun tenaga kependidikan lebih luas dan mendalam sama seperti supervisi guru. Karena staff sekolah menjadi pelaksana dalam menata dan menjalankan manajement sekolah yang telah ditetapkan. Dan cara pembinaan terhadap staff sama seperti halnya dengan guru.

d.      Peserta Didik
 Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai supervisornya. Peserta didik akan selalu diperhatikan dan diawasi setiap saat mulai dari kegiatan belajar mengajar didalam kelas, sikap dan perilakunya serta hasil dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pembinaan terhadap siswa dilakukan secara berkala. Karena siswa satu dengan yang lainnya berbeda psikis dan cara  penangannya. Selain itu juga supervisi peserta didik seperti keadaan siswa meliputi administrasi kesiswaan, kahadiran dan kedisiplinan siswa, pengembangan diri, organisasi siswa dan lain-lain.

2.      Pembinaan Non Personil
          menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana yaitu semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
 Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :
a.       Bangunan dan perabot sekolah  
b.        Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.
c.        Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat  penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil. (sarjanaku.com, Supervisi Pendidikan)
 Dalam supervisi dan pembinaan pada sarana prasaran yang disupervisi adalah antara lain sebagai berikut :
a.       Kelengkapan administrasi sarana prasarana Mencakup data inventarisasi, kondisi fisik dan lain-lain.
b.      Operasional Sarana dan prasarana Mencakup pelaksanaan penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia.
c.        Perawatan Sarana dan prasarana Mencakup proses dan pelaksanaan perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana yang ada. (sarjanaku.com, Supervisi Pendidikan)

 Sedangkan pembinaan yang dilakukan oleh supervisor terhadap sarana prasarana adalah sebagai berikut :
a.       Membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas sarana prasarana
b.       Memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas sarana prasarana
c.       Memberikan pelatihan pada petugas sarana prasarana untuk peningkatan kerjanya.
d.      Mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana
e.       Mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana. (Imronfauzi.wordpress, Administrasi Sarana Prasarana) Dengan demikian bahwa sarana dan prasarana perlu adanya supervisi dan pembinaan dari supervisor. Guna menjaga dan meningkatkan kwalitas dan memenuhi kebutuhan sarana  prasarana. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Karena tanpa danya sarana  dan prasarana yang memdaai maka proses pembelahartan akan timpang.[6]






B.      PERENCANAAN SUPERVISI
Dalam pelaksanaannnya supervise pendidikan hendaklah mencakup bidang-bidang sebagai berikut:
1.      Program pengajaran
Sehubungan dengan tenaga guru,sehubungan dengan kepindahan dan lain-lain,pembagian tugas mengajar,pengadaan buku-buku pengajaran ,laboratorium,perpustakaan,penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum.
2.      kesiswaan
Seperti syarat-syarat dan prosedur penerimaan muri baru,pembagian atau pengelompokan siswa dan kelas,bimbingan konseling murid dan unit kesehatan siswa.
3.      kepegawaian
Seperti penerimasan dan penempatan guru dan pegawai baru,pekerjaan tugas atau pekerjaan guru dan pegawai sekolah.
4.      keuangan
Mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan yang telah direnncanakan baik dar perintah ,bp3,dan sebagianya.
5.      perlengkapan
Meliputi perbaiakan atau rehabilitasi geudng sekolah ,penambahan ruang kelasm,perbaiakn atau pembuatan pagar atau pekarangan sekoalh.

              Hal-hal yang diperlukan dalam perencanaan supervisi adalah sebagai berikut:
a.          Kejelasan Tujuan Pendidikan di Sekolah
   Apa yang akan dicapai di sekolah, ke arah mana pendidikan anak-anak di sekolah harus dilaksanakan, merupakan pokok-pokok fikiran yang penting dalam supervisi, dan bukan soal metode atau teknik penyampaian. Metode dan teknik mungkin saja berubah dan harus disesuaikan pada situasi dan kondisi; tetapi tujuannya harus jelas.
Yang perlu disadari sejelas-jelasnya oleh Kepala Sekolah sebagai supervisor ialah apa yang harus dicapai oleh murid-muridnya di sekolah. Semua tindakan di sekolahnya adalah untuk keberhasilan murid-muridnya. Juga bantuan yang diberikan kepada Guru-gurunya, usaha peningkatan kemampuan Guru-guru, semuanya itu adalah untuk membantu murid-muridnya mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Karena itu tujuan pendidikan di sekolah harus jelas bagi Kepala Sekolah dan Guru-guru.

b.      Pengetahuan tentang Mengajar yang Efektif
      Kepala Sekolah sebagai supervisor harus benar-benar menguasai prinsip-prinsip yang dipakai dalam proses belajar-mengajar, harus dapat memilih dan menggunakan metode yang sesuai untuk mengaktifkan murid belajar. Dengan kata lain, seorang supervisor haruslah seorang Guru yang baik, yang dapat dan selalu ingin mengajar baik.
Kepala Sekolah harus menyadari bahwa kegiatan supervisi apapun, apakah penataran Guru dalam bidang studi tertentu, atau usaha peningkatan penampilan Guru di depan kelas, akhirnya harus menghasilkan proses belajar-mengajar yang lebih baik. Akhirnya kegiatan supervisi harus sampai kepada penggunaan metode mengajar yang lebih baik dan lebih efektif untuk meningkatkan keberhasilan belajar muridnya. Rencana supervisi tidak akan memadai jika tidak dilandasi dengan pengetahuan tentang mengajar yang efektif
c.       Pengetahuan tentang Anak
Pengetahuan supervisi harus didasari pengetahuan tentang anak. Perencanaan supervisi harus ditujukan kepada peningkatan belajar murid, yaitu peningkatan murid-murid tertentu, di sekolah tertentu dalam situasi tertentu. Tujuan akhir supervisi bukan hanya peningkatan kemampuan Guru saja, tetapi peningkatan kegiatan belajar dan hasil belajar murid. Peningkatan Guru baru merupakan tujuan sementara. Karena itu yang perlu direncanakan dalam supervisi, bukan saja apa yang perlu dipelajari Guru dan bagaimana kemampuan belajar Guru, tetapi harus juga diperhitungkan apa yang diperlukan murid dan bagaimana kemampuan belajar murid.
Seorang supervisor bukan saja harus mengenal dan mengetahui Gurunya, tetapi tidak kurang pentingnya, bahkan mungkin lebih penting lagi, ialah mengenal dan mengetahui murid-muridnya. Pengetahuan tentang anak ini yang mendasari pengetahuan tentang kebutuhan Guru-gurunya untuk menentukan bantuan apa yang perlu dan dapat diberikan kepada Guru-gurunya itu.
d.      Pengetahuan tentang Guru
Guru adalah peserta dan teman usaha supervisor untuk meningkatkan situasi belajar-mengajar dan hasil belajar murid. Untuk dapat bekerjasama secara efektif, supervisor harus benar-benar mengenal Guru-guru yang diajak bekerjasama itu. Supervisor harus mengetahui di mana kemampuan dan kekurangmampuan Guru, apa kebutuhannya untuk menjadi Guru yang lebih baik. Kegiatan supervisi yang direncanakan harus didasarkan pada kemampuan Guru, minat Guru, kebutuhan Guru. Untuk itu perlu juga diketahui pandangan dan sikap Guru terhadap pendidikan, terhadap tugasnya sebagai pendidik dan sikapnya terhadap masyarakat. Sebab sebelum supervisor dapat mulai meningkatkan kemampuan Guru, harus ada usaha mengubah dulu sikap dan pandangan Guru terhadap pendidikan dan terhadap tugasnya sebagai pendidik dalam masyarakat.
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Komponen yang ada dalam  supervisi pendidikan pada umumnya terdiri dari dua komponen yaitu :
1.      Supervisor sebagai orang yang melaksanakan supervise
2.      Orang yang disupervisi

          Supervisor dalam pendidakan bisa kepala sekolah atau pengawas yang diutus untuk mebnilai suatu lembaga pendidikan.
                 Peran supervisor ada 4:
1.      sebagai coordinator
2.      sebagi konsultan
3.      sebagai pemempin kelompok
4.      sebagi evaluator.
Adapun objek yang dikaji dalam supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan  personil dan pembinaan non personil.
1.      Pembinaan Personil mencakup pendidik,kepala sekolah,staff sekolah dan pesrta didk.
2.      Pembinaan Non Personil
       menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana yaitu semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
 Perencanaan Supervisi meliputi:
·         kejelasan tujuan pendidikan
·         pengetahjuan tentang mengajar yang efektif
·         pengetahuan tentang anak
·         pengetahuan tentang guru

B.     Saran
              Demi tersempurnanya makalah ini kami selaku penyusun mengharpkan saran dan masukan yang membangun dari semua pihak baik dosen maupun para rekan mahasiaswa.

                                                    DAFTAR PUSTAKA

          M. Situmorang, V dan Juhir, Aspek Hukum Pengawasan Melekat dalam  Lingkungan Apoaratur Pemerintah,Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994

      Sulistyorini,Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar,
Jember: CSS, 2008

      Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

http://www.academia.edu/5507793/Peran_dan_objek_supervisi_pendidikan
http://mooza-alkaz.blogspot.com/2012_06_01_archive.html






[2] Sulistyorini,Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar,(Jember: CSS, 2008), hal. 170.


[4] Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Supervis( Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hlm. 74 .
[5] M. Situmorang, V dan Juhir, Aspek Hukum Pengawasan Melekat dalam Lingkungan Apoaratur Pemerintah,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994) hlm. 26.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah hipotesis penelitian

pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran

populasi dan sampel